Mendikbud Ajak Seluruh Rakyat Indonesia untuk Memartabatkan Bahasa dan Sastra Indonesia

By Admin

nusakini.com--- Untuk memperingati diikrarkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda, sejak tahun 1980, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggagas penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra. 

Bertepatan dengan 88 tahun Sumpah Pemuda, tahun ini peringatan Bulan Bahasa dan Sastra mengangkat tema “Martabatkan Bahasa dan Sastra, Rayakan Kebhinekaan”. 

“Sebagaimana tema kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini, kita berarti telah memartabatkan jati diri kita, sebagai bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku bangsa. Untuk itu wajib kita Warga Negara Indonesia memartabatkan bahasa dan sastra Indonesia,” demikian pesan disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada puncak penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra, di Jakarta, Jumat (28/10). 

Mendikbud menambahkan, dalam visi Kemendikbud, terdapat frasa yang memberi arah semua aktivitas yang dilakukan Kemendikbud dan para pemangku kepentingan, yaitu “terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayan yang berkarakter”. Jika dikaitkan visi tersebut dengan tema Bulan Bahasa dan Sastra 2016, maka terdapat kaitan erat bahwa bahasa dan sastra dapat membentuk insan Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. 

“Dengan berlandaskan pemikiran tersebut, sekurang-kurangnya ada satu misi Kemendikbud yang secara konseptual dapat kita penuhi, yaitu mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat, sebuah kekuatan karakter dan jati diri yang datang dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang kita kuasai dan gunakan,” tutur Mendikbud. 

“Kita patut bersyukur bangsa Indonesia memiliki bahasa Indonesia. Kita patut berbangga para pemuda Angkatan 1928 memiliki kesadaran dan pemikiran yang visioner untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa,” ujar Mendikbud. 

Bahasa Indonesia, kata Mendikbud, telah terbukti dapat mempersatukan ribuan suku bangsa. Selain itu, dipastikan bahwa bahasa Indonesia adalah sarana peneguh karakter keindonesiaan. Oleh karena itu, karya sastra menjadi sangat penting. Sastra tidak hanya menghibur, menjadi sarana rekreasi jiwa, tetapi juga mencerdaskan dan menghaluskan budi. 

  “Bahasa harus kita isi. Bahasa harus kita hidupi dengan karya, maka karya akan akan membuat hidup manusia menjadi berarti,” pesan Mendikbud. 

Pada kesempatan ini, Kepala Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar mengatakan, bangsa Indonesia patut berbangga memiliki ratusan bahasa daerah dengan kekayaan sastra daerahnya. “Dengan semangat memartabatkan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, kami mengajak semua unsur masyarakat untuk bersama-sama merayakan berkah kebinekaan bangsa Indonesia melalui keterlibatan dalam kegiatan kebahasaan dan kesastraan,” ajak Dadang. 

Dalam rangkaian peringatan Bulan Bahasa dan Sastra, beragam kegiatan kebahasaan dan kesastraan digelar dengan melibatkan masyarakat, terutama generasi muda untuk menggugah kesadaran bangsa Indonesia tentang peran penting bahasa Indonesia dalam mempersatukan ribuan suku bangsa, dan penutur ratusan bahasa daerah. 

Kegiatan kebahasaan dan kesastraan tersebut digelar di seluruh Indonesia, baik yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Jakarta, maupun oleh balai/kantor bahasa di 30 provinsi. Kegiatan yang dilaksanakan di Jakarta, antara lain, Pameran dan Bazar Pustaka Kebahasaan dan Kesastraan, Simulasi dan Layanan Konsultasi Kebahasan dan Kesastraan, Bedah Buku Sastra, Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia,

Debat Bahasa Antarmahasiswa, Sayembara Penulisan Karya Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, Sayembara Menulis Surat kepada Mendikbud, Seminar Konservasi dan Revitalisasi Bahasa dan Sastra, Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, dan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional. 

Selanjutnya, lebih dari 100 kegiatan kebahasaan dan kesastraan dilaksanakan pula oleh 30 balai/kantor bahasa di wilayah masing-masing, dari kegiatan lomba, sayembara, seminar, dan penghargaan kebahasaan dan kesastraan hingga gerakan cinta bahasa Indonesia, gerakan literasi, dan gerakan membaca.(p/ab)