Menag Harap Tokoh Agama Lebih Aktif Suarakan Moderasi

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi peran tokoh agama dalam membina umat serta menjaga kerukunan umat beragama. Lebih dari itu, Menag berharap kaum agamawan lebih aktif lagi dalam menyuarakan moderasi. 

"Saya mengajak tokoh agama untuk lebih eksis dalam menyuarakan moderasi. Mengajak umat untuk mengambil sisi positif dari keragaman dan kemajemukan, bukan sisi negatif yang mengarah kerusakan," terang Menag dalam Pembinaan Kerukunan Umat Beragama yang diadakan Kanwil Kemenag Jawa Tengah di Semarang, Jumat (23/12). 

Selain menyuarakan moderasi, Menag berharap para tokoh agama juga mendukung aparat penegak hukum agar dapat menjalanakn tugasnya dengan baik dan benar, sesuai aturan yang ada. Menurutnya, tanpa penegakan hukum, akan memunculkan anarkisme yang bisa membahayakan. Tidak hanya mengancam integrasi bangsa yang majemuk, anarkisme juga membayakan kehidupan keagamaan Indonesia. 

"Kita harus memberikan dukungan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum, agar mereka bisa bekerja dengan baik," katanya. 

Hal ketiga yang dipesankan Menag kepada para tokoh agama adalah ajakan untuk lebih memanfaatkan sosial media untuk hal-hal yang bersifat positif. Para pemuka agama diharapkan dapat ikut memanfaatkn sosial media dalam menebarkan informasi positif dan produktif. Menag juga berharap para tokoh agama tidak justru ikut terjebak sebagai penebar informais yang tidak berdasar dan tidak jelas. 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan keprihatinannya atas tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Dalam beberapa kali kunjungannya ke daerah, Ganjar mengaku menemukan fakta memprihatinkan, di mana anak-anak sekolah dasar sudah mengenal narkoba. Di samping itu, temuan Ganjar menunjukan sebagian mereka juga sudah pernah melakukan seks bebas. 

Akan hal ini, Ganjar mengajak tokoh agama untuk melakukan gerakan bersama mendakwahkan pesan anti narkoba. Termasuk juga tema yang terkait dengan deradikalisasi guna mengantisipasi berkembangnya pemahaman keagamaan yang ekstrim. 

"Jika itu semua disampaikan tokoh masyarakat, maka alangkah indahnya. Kalau yang mengingatkan gubernur, benturannya akan keras. Tapi kalau yang mengingatkan pimpinan agama yang dihormati, biasanya lebih mudah diikuti," ujar Ganjar. 

Selain itu, Ganjar juga berharap para tokoh agama mengajak masyarakatnya untuk kembali menghidupkan gerakan ngobrol di tingkat RT/RW. Menurutnya, pertemuan antar RT/RW dengan warganya penting, untuk lebih saling mengenal dan memahami. Menurutnya, rumah yang semakin tinggi pagarnya dan semakin individualistik penghuninya, sebenarnya akan semakin rawan karena warga dan tetangga lainnya tidak bisa mengenali, apalagi peduli. 

"Saya berharap ke depan akan ada program bersama FKUB agar kerukunan dan kehidupan bermasyarakat menjadi semakin baik," tandasnya. 

Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Farhani mengatakan, kegiatan Pembinaan Kerukunan Umat Beragama ini diikuti pejabat struktutal kemenag Kab/Kota se Jateng, dinas atau instansi utusan Pemprov Jawa Tengah, ketua FKUB Kab/Kota se Provinsi Jawa Tengah, serta tokoh lintas agama Provinsi Jawa Tengah (p/ab)