Menag Apresiasi Tokoh Agama Aktif Kawal Kebijakan Pemerintah

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Menteri Agama mengapresiasi peran tokoh agama dalam mengawal kebijakan pemerintah menangani Covid-19. Menurutnya, para tokoh agama sangat berperan aktif mengajak umat untuk taat mengkuti protokol kesehatan. 

Peran tersebut, kata Menag, dapat dilihat dari suksesnya imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tidak mudik saat lebaran, menjalankan ibadah dari rumah, bekerja dari rumah hingga belajar dari rumah. 

"Kehidupan baru dapat terlaksana tentunya dengan dukungan dari para tokoh agama. Seperti disampaikan Wakil Presiden tadi bahwa kerukunan umat beragama menjadi faktor utama kokohnya persatuan dan kesatuan. Saya mengparesiasi Masdjid Istiqlal sebagai salah satu mesjid terbesar di Indonesia yang berperan aktif dalam upaya membangun kerukunan umat beragama," kata Menag saat memberi sambutan dalam Dialog Virtual Nasional Lintas Iman, di Jakarta, Selasa (14/10). 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI). Tema yang diangkat adalah "Peran dan Tantangan Agama di Masa dan Pasca Pandemik". Hadir juga sebagai pembicara kunci, Wapres KH Ma'ruf Amin.   

Dialog nasional ini diikuti para tokoh agama, akademisi, mahasiswa, masyarakat umum dan pegiat kerukunan. Sejumlah narasumber yang hadir, KH.Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo (Konferensi Waligereja Indonesia), Pendeta Gomar Gultom (Persekutuan Gereja Indonesia) , Mayjen TNI (purn) Wisnu Bawa Tenaya (Parisada Hindu Dharma Indonesia) , Sri Hartati Murdaya (Wali Umat Budha Indonesia) Budi Santoso Tanuwibowo (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) dan Nifasri (Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag RI) 

Menurut Menag Wabah Covid-19 saat ini sudah melanda lintas negara. Di Indonesia wabah ini juga sudah melanda lintas provinsi, lintas kabupaten/kota hingga lintas desa serta lintas agama dan budaya. "Ikhtiar dan doa sudah kita lakukan dalam menghadapi wabah ini. Dan yang patut kita syukuri dalam mengatasi wabah ini semua kita bergotong royong tanpa membeda-bedakan ras, suku dan agama," ujar Menag. 

Terkait kerukunan, Menag menegaskan umat beragama di Indonesia tidak akan pernah lelah membangun kerukunan umat beragama."Baru-baru ini saya diundang menghadiri sebuah kegiatan di Pondok Pesantren. Pada saat saya datang, saya terkagum dan kaget karena di sana saya disambut tidak hanya oleh pengasuh pondok pesantren, melainkan juga para tokoh lintas agama," kata Menag. 

"Ini juga memberikan kesadaran yang sangat baik, secara tidak langsung kepada para santri di sana, bahwa membangun iman dan takwa itu tidak harus bermusuhan dengan pemeluk agama lain," sambungnya. 

Menag pun mengaku bahagia, saat ini masyarakat dan tokoh agama serta banyak pihak ikut berperan menciptakan kerukunan antar umat beragama. Menurutnya wabah mungkin akan berlangsung lebih panjang karena vaksin belum ditemukan. Masyarakat Indonesia akan segera masuk ke dalam adaptasi kebiasaan baru untuk membangun masyarakat produktif aman covid-19. 

Di dunia pendidikan, Menag kembali mengaskan bahwa bangsa Indonesia tidak ingin adanya lost generation atau generasi hilang karena covid. Untuk itu Menag meminta kepada masyarakat dan segenap stakeholder bersama-sama mengupayakan generasi saat ini tetap belajar namun aman dari Covid-19. 

"Para tokoh agama berperan untuk menyakinkan umat agar selalu taat menjalani protokol kesehatan di tengah pandemi ini," tandas Menag.(p/ab)