Menag Apresiasi Rabithah Alawiyah Kembangkan Nilai Islam Rahmatalilalamin

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapreasiasi program dan kegiatan Rabithah Alawiyah Indonesia (RAI) dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai Islam Rahmatan lil alamin yang sesuai dengan karakteristik Indonesia, yang dahulu diajarkan para pendahulu kita. Islam yang Ahlussunnah, yang wasathiah 

Hal tersebut disampaikan Menag saat menerima Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah Indonesia di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Kamis (14/07). Ikut mendampingi Menag Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Pgs Kapus Pinmas Syafrizal, dan Sesmen Khoirul Huda. 

Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen bin Smith didampingi Habib M Ghozi Alaidrus (Waketum), Habib Nabiel Almusawwa (Majelis Rasulullah) dan Habib Husin Alatas (Bidang Pendidikan) dalam kesempatan tersebut mengundang Menag untuk hadir dan memberi sambutan pada Muktamar Rabithah Alawiyah Indonesia yang sedianya akan berlangsung 06-08 Agustus 2016 di Jakarta.  

Dijelaskan Habib Zen bin Smiith, Rabithah Alawiyah didirikan pada 1928. Menurutnya, Rabithah Alawiyah awalnya adalah organisasi kekeluargaan dan merupakan kelanjutan dari Jama’atul Khair. Dengan nama asli al-Rabithah al-Alawiyah. Karena saat itu para pengurusnya banyak yang ikut dalam perjuangan merebut kemerdekaan, maka oleh Belanda, Rabithah Alawiyah ditekan dan dikebiri. Untuk tetap eksis, maka di daerah-daerah, muncul dengan nama lain, seperti alkhairiyyah di Surabaya, Ma’had di Pekalongan, Diponegoro di Solo, Al-Khoerot di Palu dan lain sebagainya. Dan sejak itu, Rabithah Alawiyah naik turun, karena di beberapa daerah telah ganti nama.  

“Sekitar 20-an tahun ini, Rabithah Alawiyah aktif sebagai sebuah ormas dengan kegiatan utama di bidang dakwah dan pendidikan, baik agama maupun umum,” terang Habib Zen. 

Sejauh ini, ujar Habib Zen, sudah ada sekitar 400-an sarjana dilahirkan, bekerja sama dengan UI, Unibraw dan perguruang tinggi lainnya, memberi beasiswa pada anak-anak yang mempunyai kemampuan namun kurang mampu. Mendirikan klinik umum untuk kaum dhuafa, Melakukan pemberdayaan ekonomi kecil, bantuan untuk dhuafa.  

Rabithah Alawiyah kini mempunyai 61 cabang dari Aceh hingga Maluku. Rabithah Alawiyah juga mempunyai hubungan dengan beberapa negara seperti Saudi, Yaman, Malaysia, Singapura, Thailand dan sejumlah negara lainnya. 

Habib Zen menambahkan, Rabithah Alawiyah, melalui Habib Umar dan Majelis Rasulullah, mempunyai program mencetak para da’i yang ketika berdakwah, melakukan pendekatan keilmuan, bukan kekerasan, mengaktifkan masjid-masjid agar visi Rabithah Alawiyah sebagai pengusung Islam Rahmatan lil alamin dapat berjalan dan bermanfaat bagi umat.(p/ab)