Melalui Kunjungan Studi, Kemenko Perekonomian Edukasi Mahasiswa Untuk Adaptif dan Berdaya Saing

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Dalam rangka melaksanakan komitmen keterbukaan informasi dan melakukan edukasi kepada publik, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus berusaha menyampaikan informasi terkait berbagai kebijakan Pemerintah kepada masyarakat melalui berbagai kanal, salah satunya yakni melalui kunjungan studi yang dapat diakses mahasiswa yang ingin menambah pengetahuan terkait perekonomian Indonesia. Selama masa pandemi, kunjungan studi ini dilaksanakan secara virtual.

Saat menyambut kunjungan studi dari Institut Ilmu Sosial dan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) ke Kemenko Perekonomian secara virtual, Selasa (22/02), Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Haryo Limanseto memperkenalkan tugas dan fungsi dari Kemenko Perekonomian kepada mahasiswa yang hadir, sekaligus berharap bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini dapat dimanfaatkan dengan baik, di mana generasi muda tidak hanya menjadi job seeker, tetapi juga mampu menjadi job creator.

“Pemerintah sangat memperhatikan generasi muda dengan menyiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp542 triliun beserta berbagai program lainnya. Kami juga dari Kemenko Perekonomian berharap bahwa adik-adik setelah lulus tidak hanya bekerja di sektor formal, tapi ada yang menjadi job creator sehingga dapat menciptakan lapangan kerja untuk teman-teman yang lain,” ungkap Kabiro Haryo.

Dalam kesempatan kali ini, mahasiswa STIAMI yang hadir bermaksud untuk menambah pengetahuan dan belajar langsung dari pakarnya terkait ekonomi makro dan keuangan, khususnya terkait kebijakan fiskal, serta mengetahui lebih dalam bagaimana peran Kemenko Perekonomian dalam masyarakat.

Membuka paparannya, Asisten Deputi Fiskal Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Gunawan Pribadi sebagai narasumber menyampaikan bahwa efektivitas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di tengah semakin melandainya kasus positif Covid-19 telah membuat perekonomian Indonesia kembali bangkit pada tahun 2021, di mana nilai Produk Domestik Bruto Riil sudah kembali ke level sebelum pandemi.

“Melalui berbagai kebijakan Pemerintah, pada tahun 2021 perekonomian kita sudah bisa tumbuh positif. Secara tahunan kita sudah tumbuh 3,69%. Jadi ada optimisme, meski di 2020 sempat terkontraksi, namun di 2021 kita mulai bangkit dan semoga di 2022 kita akan tumbuh lebih tinggi lagi,” ujar Asdep Gunawan.

Dengan ditopang oleh mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi yang kembali meningkat pada Triwulan IV tahun 2021, seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif. Dari sisi produksi, selain sektor jasa keuangan, seluruh sektor tumbuh positif. Lima sektor utama seperti industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi terus tumbuh tinggi dengan memberi kontribusi sebesar 63,81% terhadap perekonomian nasional. Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 1,01% dari total 5,02%.

Neraca perdagangan juga terus melanjutkan surplus dengan menunjukkan rekor tertinggi selama 15 tahun terakhir dengan surplus sebesar US$35,3 miliar. Ekspor yang sempat terhambat di 2020, kembali menggeliat di 2021 dengan tumbuh sebesar 41,9% yang terdorong dari ekspor pertambangan 92,2%, industri pengolahan 76,5% dan pertanian 1,8%. Kinerja positif pada ekspor dan impor pada neraca perdagangan Indonesia ini masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 21 bulan berturut-turut.

Selanjutnya, APBN juga mencatatkan kinerja positif dengan pendapatan negara yang terealisasi sebesar Rp2.003,1 triliun atau mencapai 114,9% dari target APBN sebesar Rp1.746,6 triliun. Realisasi belanja negara mencapai Rp2.786,8 triliun atau mencapai 101,3% dari target APBN sebesar Rp2.750 triliun.

Di sisi lain, kinerja penerimaan negara juga mengalami peningkatan, dari 10,7% PDB pada 2020 menjadi 11,9% PDB pada 2021. Sedangkan defisit anggaran juga menunjukkan penurunan dari 6,1% PDB di 2020 menjadi 4,7% PDB di 2021. Penerimaan pajak di tahun 2021 mencapai Rp1.277,5 triliun atau 103,9% dari target, tertinggi sejak 12 tahun terakhir. Kondisi ini mengggambarkan pemulihan ekonomi yang semakin nyata.

Melalui sesi diskusi dalam kegiatan ini mahasiswa juga dapat menanyakan hal lain yang terkait dengan perekonomian Indonesia, yakni salah satunya pertanyaan terkait kebijakan fiskal dan perpajakan yang dibahas dalam G20. Asdep Gunawan pun menjelaskan mulai dari isu sentral apa saja yang dibahas, hingga bagaimana kebijakan terkait fiskal dan perpajakan ini secara khusus diangkat dalam Finance Track.

Selain menjadi sarana menambah pengetahuan, melalui kegiatan kunjungan studi seperti ini Kemenko Perekonomian berharap dapat menyampaikan berbagai kebijakan yang sedang berjalan dan mendorong mahasiswa Indonesia untuk dapat mempersiapkan dirinya agar mampu beradaptasi dan bersaing di masa depan. (rls)