nusakini.com-Jakarta- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan berpartisipasi pada acara penyambutan G20 yang diselenggarakan di Bali sejak tanggal 13 sampai 17 Juli 2022.

Dukungan LPEI pada kesempatan tersebut yakni membawa beragam produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor. Berbagai UMKM yang berpartisipasi telah menjadi mitra binaan Coaching Program for New Exporters (CPNE) sejak 2017 hingga sekarang dan juga beberapa debitur UMKM untuk ditampilkan di hadapan seluruh delegasi negara yang menjadi anggota G20.

“Program ini memiliki tujuan untuk menciptakan eksportir baru dan memajukan komoditas ekspor suatu daerah, LPEI bangga bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini,” kata Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso.

UMKM yang ikut serta dalam pameran tersebut di antaranya Maharani Craft – Bali yang menawarkan kerajinan sebagai hiasan untuk rumah (home décor) dimana produknya telah berhasil diekspor ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, Jepang, dan Korea Selatan. Kemudian, UD Kamasan – Bali, bergerak dalam bidang industri pengecoran logam atau uang kepeng dan aksesori lainnya yang memiliki nilai seni. Produk tersebut telah berhasil ekspor ke Malaysia.

Selanjutnya, Runa Jewelry – Bali yang memproduksi kerajinan berbahan dasar perak yang berhasil diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Kemudian, CV Dharma Siadja berdiri sejak tahun 1940 yang memproduksi handicraft atau hiasan rumah khas adat Bali. Produknya telah berhasil mencuri perhatian negara Amerika dan Eropa.

Lalu, PT Arum Jaya Perdana – Bali yang menghasilkan produk ramah lingkungan berupa sedotan bambu yang telah berhasil diekspor ke Inggris dan Singapura. Selain itu, terdapat Bali Tangi – Desa Padangsambian Kaja, Denpasar yang merupakan produsen peralatan spa menggunakan bahan-bahan herbal, seperti essential oil, natural body scrub, yang telah diekspor ke Australia.

Mitra LPEI lainnya yang turut hadir pada pameran Road to G20 adalah PT Asia Garment Internasional – Denpasar yang memproduksi sarung batik buatan tangan, kain batik, pakaian batic leisure dengan 100 persen rayon dan 100 persen bahan katun. Saat ini telah diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.

Selain pelaku usaha berasal dari Bali, LPEI membawa pelaku usaha dari Yogyakarta dan sekitarnya. Shiroshima – Yogyakarta merupakan peserta CPNE tahun 2022. Brand fashion tersebut menjadikan batik sebagai pakaian ready to wear dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern kontemporer. Lalu, UMKM Haveltea – Malang yang merupakan pembuat minuman yang berasal dari campuran daun teh murni dengan rempah-rempah dan juga buah-buahan. Metode dalam membuat produknya mendukung dampak ekonomi yang lebih baik terhadap petani lokal dan perempuan yang tinggal di sekitar pabrik Haveltea.

Wastraloka merupakan peserta CPNE sejak tahun 2017 asal Klaten yang memproduksi berbagai macam produk kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan bahan olahan berasal dari limbah pintu kulkas. Produk Wastraloka saat ini telah di ekspor ke beberapa di antaranya Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan UEA.

“Kami berharap produk-produk UMKM yang ditampilkan pada pameran Road to G20 ini dapat menarik perhatian dari para delegasi negara-negara sahabat sehingga dapat mencerminkan kekuatan Indonesia untuk bangkit dalam menghadapi pandemi dengan semangat dan positif,” ujar Riyani.(rls)