LIPI Perlu Bentuk Satuan Kerja Bidang Material Biokompatibel Implan Orthopaedi

By Admin


nusakini.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) perlu membentuk satuan kerja baru dalam bidang material biokompatibel implan orthopaedi. Nama yang diusulkan adalah Unit Pelaksana Teknis Biokompatibel Implan Orthopaedi (UPT BIO). Rencana pembentukan satuan kerja baru ini mengemuka saat kegiatan Audiensi Perhimpunan Ahli Bedah Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) ke LIPI pada Kamis (17/11/2016) di Jakarta.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin saat menerima rombongan audiensi mengemukakan, latar belakang pembentukan satuan kerja baru ini karena melihat perlunya membangun kolaborasi riset, khususnya bidang orthopaedi dan traumatologi yang memiliki masalah besar terkait ketersediaan dan keterjangkauan harga implan yang teramat mahal. “Diharapkan satuan kerja baru yang akan dibentuk ini, salah satunya memberikan solusi terhadap permasalahan implan itu,” sambungnya. 

Dukungan pembentukan UPT BIO tersebut juga datang dari berbagai pihak, antara lain dari Asosiasi Periset Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia atau Indonesian Orthopedic and Traumatology Association (IOTRA), PT Phapros, dan PT Linnorth Indonesia. Para stakeholder tersebut berharap pembentukan UPT BIO mampu meningkatkan kolaborasi riset dan kontribusi hasil riset untuk menjawab berbagai masalah kesehatan dalam skala besar. 

“Selain itu, satuan kerja baru ini diharapkan pula dapat memunculkan hasil-hasil riset yang nantinya melahirkan banyak paten guna menopang ketahanan nasional dan kemandirian bangsa, khususnya dalam bidang orthopaedi dan traumatologi,” tekan Zainal. 

Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, Andika W Pramono menambahkan, pendirian UPT BIO ditujukan agar pengembangan riset original karya anak negeri bisa terfasilitasi dengan baik. “Jika tidak dimulai sekarang, maka Indonesia akan tertinggal dari negara lain dan akhirnya hanya menjadi pasar bagi negara asing yang memproduksi implan, obat, dan teknologi kedokteran,” tutupnya. (p/mk)