Lagi, Survei Pilpres Terbaru, Elektabilitas Ganjar Tertinggi

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Tiga nama teratas calon presiden (Capres) 2024 mengungkapkan nama Ganjar Pranowo teratas. 

Hal ini berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN).

Survei LSIN ini mengukur elektabilitas Capres jelang Pemilu 2024 dengan berbagai simulasi pertanyaan.

Melalui pertanyaan tertutup, jika Pilpres dilaksanakan hari ini anda memilih Capres siapa? 

Menurut Direktur Ekseskutif  Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad dalam sebuah webinar bertajuk “Membedah Hasil Survei Kinerja Pemerintah dan Elektabilitas Capres-Parpol” yang diselenggarakan bersama Dialektika Institute dan  Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Sabtu (30/10/2021), terdapat 3 (tiga) nama dominan untuk Capres yaitu Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 25% kemudian Anies Baswedan 20% dan Prabowo Subianto 12%.

Sementara dengan simulasi 10 nama 3 nama tetap mendominasi Ganjar Pranowo 25% Anies Baswedan 21% dan Prabowo Subianto 13%.

Kemudian dengan simulasi 8 nama 3 nama tetap mendominasi Ganjar Pranowo 27% Anies Baswedan 21% dan Prabowo Subianto 14%.

Lebih lanjut dengan simulasi 5 nama 3 nama tetap mendominasi Ganjar Pranowo 31% Anies Baswedan 24% dan Prabowo Subianto 14%.

Yasin menambahkan hasil survei LSIN cukup komparatif jika dibandingkan dengan survei-survei yang dilakukan lembaga lain. Munculnya tiga nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto menunjukkan bahwa kontestasi kandidat saat ini masih didominasi karena faktor popularitasnya sendiri.

"Elektabilitas Capres lebih banyak ditentukan karena faktor popularitasnya sendiri dibanding faktor lain," kata Yasin.

"Capaian elektabilitas Capres masih belum mengarah pada karena faktor kinerja, ideologi politik, atau faktor-faktor fundamental lainnya," tambahnya.

Olehnya, Yasin menyimpulkan bahwa semua Capres saat ini memiliki peluang yang sama di 2024. Nama-nama dari kader Parpol seperti Airlangga Hartato, AHY, meski elektabilitasnya masih di bawah 10% memiliki peluang yang sama di Pilpres 2024.

"Selain karena faktor elektabiltas Capres saat ini lebih dipengaruhi karena popularitasnya bukan karena faktor fundamental juga secara durasi waktu saat ini masih cukup ruang bagi para kandidat meningkatkan elektabilitanya," jelas Yasin.

"Kuncinya adalah bagaimana para kandidat meramu strategi kampanyenya dan merebut pengaruh publik baik melalui performa kandidat maupun performa institusi yang diembannya. 

Menurut Yasin Mohammad, Pilpres 2024 berpotensi terjadi kejutan sebagaimana Pilpres 2014 dimana kemunculan Jokowi sebelumnya tidak diperhitungkan namun memenangkan Pilpres 2014.," pungkas Yasin. (*)