Kukuhkan Bunda PAUD Kabupaten Pekalongan, Atikoh Ingatkan Pentingnya Pola Pendidikan pada Anak

By Abdi Satria


nusakini.com-Pekalongan- Bagaimana Anda mendidik anak?Apakah dengan penuh kritik, olok-olok, kekerasan, atau penuh dukungan, kejujuran, dengan suasana menyenangkan?

Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia.Dini) Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengingatkan, keluarga sebagai pendidik pertama anak memiliki peran utama dalam pembentukan karakter anak. Seperti yang disampaikan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, keluarga tempat pertama anak-anak hidup dan berinteraksi, berperan penting dalam proses tumbuh kembang, terutama pada masa-masa awal. Saat itu anak mudah menerima rangsang atau pengaruh.

“Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mendidik anak yang baik. Dalam hal ini, setiap PAUD penting untuk menyelenggarakan parenting, sehingga orang tua ada guidance (panduan),” bebernya, saat Pengukuhan Bunda PAUD Kabupaten Pekalongan, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Pekalongan, Senin (29/11/2021).

Ditambahkan, anak yang dididik dengan penuh kritik, mereka akan belajar menyalahkan orang lain. Anak yang dididik dengan kekerasan akan belajar berkelahi.

“Kekerasan dianggap sebagai solve of the problem, satu-satunya cara menyelesaikan masalah adalah dengan kekerasan, karena dia dari kecil terbiasa begitu,” kata Atikoh.

Anak yang dididik dengan penuh olok-olok, menurutnya, membuatnya belajar jadi pemalu. Dia tumbuh menjadi anakntidak percaya diri, karena setiap akan melakukan sesuatu, takut diejek.

Berbeda jika anak dididik penuh toleransi, kata Atikoh, dia akan belajar menjadi penyabar. Setiap tindakan yang dilakukan selalu dipikirkan dan diperhitungkan, apakah merugikan orang lain, melanggar norma atau tidak.

“Ketika anak dididik penuh dukungan, anak akan belajar percaya diri, karena dia yakin setiap tindakan yang dilakukan dengan baik, akan ada orang tercinta yang men-support. Sebagai seorang ibu, orang tua, support yang paling minim mengantarkan anak sampai depan rumah, mendoakan, dan anak tahu dia prioritas,” ungkapnya.

Atikoh juga mendorong orang tua agak mendidik anak dengan penuh penghargaan. Sebab, anak akan belajar untuk menghargai. Biasakan pula mendidik anak dengan kejujuran, agar anak belajar tentang keadilan. Ingat, janji kepada anak harus ditepati. Jika tidak menepati, jangan ragu meminta maap kepada anak.

Didiklah anak di tempat aman, agar anak belajar mempercayai orang lain. Atikoh mencontohkan, ketika anak masih PAUD, ada temannya yang suka mem-bully dan usil. Anak itu pun akan merasa tidak nyaman, tidak percaya pada orang lain.

Hal itu berbanding terbalik jika pendidikan dilakukan dengan menyenangkan jiwa. Maka anak akan belajar menghargai diri sendiri. Jika anak dididik dengan penerimaan dan persahabatan, dia akan belajar kasih sayang. Jadikan anak sebagai sahabat. Dengan begitu, dia akan menempatkan orang tua sebagai yang pertama untuk curhat (menyampaikan curahan hati), menyandarkan hidupnya.

“Yang tidak kalah pentingnya, orang tua jangan melupakan tiga hal pada anak. Mengucapkan kata maaf, terima kasih, dan tolong. Jangan merasa maaf sebagai kata tabu. Beri apresiasi terhadap kebaikan yang dilakukan anak dengan menyampaikan terima kasih. Dan biasakan meminta tolong,” tegasnya.

Atikoh mendorong para Bunda PAUD untuk memberikan pemahaman tersebut kepada orang tua. Termasuk, menerapkan dalam pembelajaran di PAUD, yang bukan mengedepankan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebagai penentu kualitas. Bagaimana pun, pembelajaran di PAUD merupakan investasi masa depan, bukan hanya individu yang bersangkutan, tapi juga bangsa dan negara.

“Seperti program Mas Menteri (Pendidikan), merdeka belajar. Yang penting anak bisa bahagia. PAUD bisa menjadikan ruang bahagia dari anak. Calistung untuk PAUD bukan penentu kualitas. Jangajn dulu, kecuali memang si anak miliki passion, keinginan untuk belajar sendiri,” tandasnya.

Sementara itu, Bunda PAUD Kabupaten Pekalongan Fadia A Rafiq yang juga bupati, menyampaikan, pendidikan merupakan prioritas dalam kepemimpinannya, termasuk di tingkat PAUD. Di wilayahnya, terdapat 846 PAUD. Namun, masih ada satu desa yang belum memiliki PAUD.

“Tapi, kami akan terus mendorong agar anak-anak di Kabupaten Pekalongan semuanya bisa sekolah. Bahkan bagi siswa yang tidak mampu, pengadaan seragamnya akan dibantu, baik PAUD, SD, SMP. Saya juga sudah menjadwalkan tiap Jumat keliling ke desa dan PAUD, untuk melihat kondisi masing-masing,” jelasnya.(rls)