KTT OKI Sampaikan Selamat atas Terpilihnya Kembali Presiden Joko Widodo

By Abdi Satria


nusakini.com-Mekkah-Ucapan Selamat tersebut disampaikan Kepala Negara anggota OKI dalam Final Communique paragraf 94 yang disahkan pada penutupan Konferensi Tingkat Tinggi ke-14 OKI (KTT ke-14 OKI) di Tanah Suci Mekkah,  Sabtu(1/6). 

Dalam dokumen yang disepakati 56 negara anggotanya, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memuji keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilu yang adil, transparan, dan demokratis bulan April lalu, seraya mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo untuk pemerintahan periode 2019-2024. OKI juga telah menjadi observer pada penyelenggaraan Pemilu di Indonesia pada tanggal 17 April 2019 

Beberapa peran dan kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia dan kemanusiaan juga mendapatkan apresiasi negara OKI dan terekam dalam dokumen akhir Final Communique tersebut seperti inisiatif Indonesia menggelar Arria Formula di DK PBB mengenai pemukiman illegal; prakarsa Indonesia membentuk OIC Contact Group on Peace and Dialogue untuk melawan Islamophobia dan penyelenggaraan Trilateral Ulama Conference sebagai bagian penting dalam proses perdamaian di Afghanistan. 

“Peran dan kontribusi Indonesia mendapatkan apresiasi dan penghargaan masyarakat internasional termasuk OKI” tutur Retno.

Menlu Retno sebagai Utusan Khusus Presiden Jokowi pada pertemuan KTT ke-14 kali ini menyampaikan 3 visi 50 tahun kedepan OKI sebagai salah satu kekuatan untuk perdamaian dan kemakmuran: 

Pertama, OKI harus terus memperkuat persatuan negara OKI. 

Konflik dan perbedaan yang terjadi diantara negara OKI hanya akan memperlemah kekuatan OKI. Perbedaan ini sejak dahulu bukan saja memperlemah kemampuan OKI dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi, namun juga telah memperlemah kredibilitas OKI. “Memperkuat rasa saling percaya dan dan persatuan antara negara OKI adalah hal yang krusial” tandas Menlu RI. 

Kedua, Kemakmuran Umat harus menjadi prioritas dan focus kerja OKI 50 tahun kedepan. 

Negara Islam memiliki potensi yang luar biasa. 70% energi dunia dikuasai atau dimiliki oleh negara OKI. 40% Sumber Daya Alam juga berada dan dimiliki oleh negara OKI. Negara OKI juga memiliki deviden demografi. Meskipun berbagai potensi yang dimiliki, penduduk negara OKI yang berjumlah 1.8 Milyar hanya berkontribusi 8,25% total GDP dunia tahun 2017. 

“Kerja sama di bidang pembangunan adalah hal penting yang harus menjadi agenda OKI kedepan. Kerja sama untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan dan Program Aksi OKI tahun 2025 harus menjadi agenda umat kedepan” tegas Menlu pertama Indonesia ini. 

Ketiga, Upaya untuk membantu Palestina harus dilipatgandakan. 

Masa depan Palestina saat ini tidak semakin baik, bahkan sebaliknya semakin suram. Kekerasan masih terjadi di Palestina. Korban rakyat sipil masih berjatuhan. Pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina juga terus berlanjut. Di saat yang sama, rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah belum juga terwujud. 

“Negara OKI harus bersatu untuk mendukung Palestina, Jangan sampai rakyat Palestina semakin terpuruk” sebut Retno. 

Menyikapi adanya proposal perdamaian konflik Palestina-Israel saat ini, Menlu Retno sampaikan pentingnya proposal perdamaian harus memenuhi 3 kriteria yaitu yaitu inklusifitas (melibatkan pihak yang bertikai): komprehensif (tidak mengorbankan hak-hak politik Palestina); dan menghormati parameter yg telah disepakai secara internasional. 

Di sela-sela KTT OKI ini, Menlu Retno bertemu dan melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Afghanistan untuk membahas peran Indonesia dalam proses bina damai di Afghanistan. Di awal pertemuan, Presiden Afghanistan mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno sampaikan Indonesia akan menggelar pertemuan Indonesia-Afghanistan Women Conference for Peace, dimana perempuan akan dijadikan motor dan agen perdamaian di Afghanistan. Selain itu, Indonesia juga akan menggelar pertemuan kedua Trilateral Ulama Conference di Indonesia dalam waktu dekat. 

KTT ke-14 OKI di Mekkah menghasilkan dua dokumen hasil, yaitu Final Communique dan Resolusi Palestina yang berisi posisi bersama dunia Islam terhadap isu-isu global yang dihadapi dan pengukuhan dukungan bersama terhadap perjuangan rakyat Palestina.(p/ab)