KJRI Jeddah dan Politeknik Penerbangan Palembang Tandatangani Perjanjian Kerja Sama

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KJRI Jeddah, Agus Muktamar, dan Direktur Politeknik Penerbangan Palembang, M. Andar Adityawarman, menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi Udara di Jakarta akhir pekan lalu. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan​​ Udara, Kementerian Perhubungan, Hery Sudarmadji; Konsul Jenderal RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin; dan Atase Perhubungan KJRI Jeddah, Amiruddin. 

Ruang lingkup kesepakatan ini meliputi pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan untuk siswa Indonesia di wilayah kerja KJRI Jeddah; serapan siswa Politeknik Penerbangan Palembang di Arab Saudi; dan pengembangan serta pemberdayaan sumber daya manusia di bidang transportasi udara. Saat ini tercatat 1.024 siswa di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan 353 siswa Sekolah Indonesia Mekkah (SIM). 

Dalam rangka menyiapkan SDM Perhubungan Udara yang unggul, Politeknik Penerbangan Palembang menyiapkan tiga program studi yaitu Manajemen Bandar Udara, Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Penerbangan, dan Teknologi Rekayasa Bandar Udara. Tenaga pengajar dan fasiltas yang dimiliki oleh Politeknik Penerbangan Palembang sudah memenuhi persyaratan dan regulasi yang diatur dalam ICAO TRAINAIR Plus yang diakui di seluruh dunia. Saat ini, Politeknik Penerbangan Palembang juga telah mendidik siswa dari Maldives dan tengah menjajaki untuk melatih crew dari Malaysia. 

Konjen Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, menyambut baik penandatangan PKS dan mengharapkan agar segera ditindaklanjuti dengan rencana kerja yang riil sehingga hasilnya dapat segera dinikmati oleh kedua belah pihak. “Bagi KJRI Jeddah, penandatanganan perjanjian ini memandatkan 2 hal. Pertama, Konsul Pensosbud bekerja sama dengan SIJ dan SIM harus mulai memetakan minat dan bakat para siswa yang akan direkrut. Kedua, Atase Perhubungan di Jeddah sudah harus melakukan analisis tingkat kebutuhan flight attendant industri transportasi udara Arab Saudi beserta persyaratan yang diperlukan”, jelas Hery Saripudin. 

Sementara Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Hery Sudarmadji, mengamini perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia anak-anak WNI yang bersekolah di SIJ dan SIM dengan memanfaatkan fasilitas perhubungan udara. Hery juga menambahkan bahwa “transportasi udara merupakan industri yang heavily regulated sehingga perlu pembahasan yang lebih intensif antara Indonesia dan Arab Saudi terkait pendidikan pembentukan sumber daya perhubungan udara”, ujar Hery Sudarmadji. (p/ab)