Kincir Air Limbah Plastik pun Tampak Menawan

By Abdi Satria


nusakini.com-Tuntang- Kincir air yang dipamerkan di stand Bank Sampah Induk Kabupaten Semarang pada Kongres Sampah 2019, di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, mengundang perhatian pengunjung. Warna-warni bangunan kincir air yang bergemericik, terlihat indah. 

Di setiap sudut, ada orang-orangan dengan aneka kegiatan yang membuat tambah menawan. Ada yang tengah bersepeda, memancing, menumbuk, membawa ember, dan membawa tampah. Tapi, siapa yang menyangka jika hiasan artistik tersebut terbuat dari limbah plastik.

Ketua Bank Sampah Kabupaten Semarang, Nurkholis mengungkapkan, kincir air tersebut terbuat dari bekas pipa peralon, plastik bungkus sabun deterjen, sendok plastik, botol plastik, tutup botol, dan masih banyak lainnya. Barang-barang itu dirangkai hingga terlihat menawan dan indah dipandang mata.

Karyanya pernah diikutsertakan pada lomba inovasi daur ulang sampah di Jepara dan dinyatakan menang. Namun, Nurkholis menolak menjadi juara karena hadiah lomba tidak sebanding dan hasil karyanya yang harus ditinggal Jepara. Sehingga ia beserta tim memutuskan untuk dianggap gugur dan membawa pulang kembali kincir air tersebut.

“Berhubung hadiah ditinggal disana, tur hadiahnya itu kurang (tidak sesuai biaya produksi), akhirnya tidak juara tidak apa-apa. Yang penting bahannya bisa saya bawa pulang lagi untuk pameran besok,” ungkapnya saat di temui di stand pameran Kongres Sampah 2019, Minggu (13/10/2019).

Nurkholis menambahkan, tidak membutuhkan waktu lama untuk memproduksi kincir air tersebut. Hanya sekitar dua sampai tiga hari sebuah kincir air dengan tinggi sekitar 50-70 sentimeter itu sudah dapat dipamerkan. Biasanya bahan-bahan yang akan diolah mengambil langsung dari bank sampah unit.

“Kita yang ngambil dari sampah unit. Kalau sampah-sampahnya itu yang ngumpulin masyarakat di sana. Biasanya sudah ada yang dipilah, ada yang belum. Yang belum dipilah, itu nanti bank sampah induknya memilah sendiri. Kalau yang sudah dipilah sendiri olah rumah tangga ya kami tinggal ngepak, oh ini yang di sini warnanya ini, jumlahnya ini,” imbuhnya.

Diakui, Kongres Sampah menjadi ajang pamer untuk menggugah hati masyarakat jika limbah sampah plastik bisa diolah, untuk menambah nilai ekonomi maupun bernilai estetika untuk memanjakan mata layaknya kincir air ini.

“Kalau seperti ini kan masyarakat menjadi tahu, oh iya ya, sampah plastik bisa diolah seperti ini,” tegas Nurkholis.

Ke depan, dia berharap Kongres Sampah tidak hanya gebrakan sekali ini. Namun, menjadi kegiatan rutin berkelanjutan, dengan tindak lanjut agar masyarakat semakin sadar dalam menangani sampah. (p/ab)