JAKARTA - Direktur Bisnis Ritel Bank Negara Indonesia (BNI), Sutanto, mengaku siap menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui sistem rantai distribusi. Nantinya, penyaluran KUR ke petani maupun nelayan bisa melalui koperasi masing-masing. Bagi peternak, mereka bisa meminjam KUR melalui Rumah Potong Hewan (RPH).

 

"Kita kerja sama dengan suply chain misalnya nasabah kita yang memproduksi barang-barang, untuk menyalurkan kredit melalui distributor supaya ada suplai barangnya lagi terus-menerus," ujar Sutanto, Senin (29/2/2016).

 

Sutanto mencontohkan, pemberian KUR nantinya bisa melalui Rumah Potong Hewan (RPH) dan mereka langsung mengelola KUR para peternak. "Di daerah-daerah kan ada RPH (Rumah Pemotongan Hewan), jadi jaminannya itu RPH itu semacam distributornya, mereka juga nentuin mana yang berhak menerima, ada penilaian dari mereka," tuturnya.

Untuk petani, mereka juga juga meminjam KUR melalui koperasi dan membeli peralatan maupun bahan-bahan tanaman. "Sama seperti nelayan mereka butuh bensin, makanan dan segala macam persiapan melaut bisa dimiliki melalui koperasi nelayan, tinggal nantinya dihitung bagaimana besarnya hasil tangkapan yang dijual ke koperasi," tuturnya.

Perbankan pelat merah ini telah bekerja sama dengan Perbarindo dalam penyaluran KUR Mikro BNI dengan nilai ditarget mencapai Rp 300 miliar.

Sebelumnya, BNI menargetkan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan mencapai Rp 1 triliun setiap bulan pada 2016. Menurut dia, penyaluran KUR ke sektor mikro lebih efektif dengan menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"Ini untuk realisasi dari target Rp 11,5 triliun sudah mencapai Rp 1,5 triliun pada tanggal 24 Februari, kita target 1 bulan Rp 1 triliun itu Rp 1,5 triliun maksimal pada sektor ritel," kata Direktur Bisnis Ritel BNI Sutanto kepada wartawan di tempat yang sama.* (mk)