Kemeperin Sebut Kalau Harga Gas Tidak Turun, Industri Indonesia Bakal Rontok

By Admin


nusakini.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendesak agar harga gas untuk industri di dalam negeri dapat diturunkan. Harga gas industri di dalam negeri saat ini, yakni US$ 8-US$ 10/MMbtu, tergolong tidak ideal.

Sebagai pembanding, harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-US$ 5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu. 

Singapura, negara yang tak punya ladang gas sama sekali, ternyata industrinya bisa menikmati gas dengan harga hanya separuh dari di Indonesia. Padahal, Indonesia punya banyak sekali sumber gas bumi, bahkan mengekspor juga ke Singapura. 

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan bahwa industri di dalam negeri pasti rontok kalau harga gas tidak diturunkan.  

Sebab, biaya energi menjadi tidak efisien, industri di Indonesia jadi sulit berkompetisi dengan industri di negara-negara tetangga. 

"Iya lah, kalau (harga gas) nggak turun, rontok semua industri kita," kata Sigit usai rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/8/2016). 

Masalah harga gas ini harus segera diselesaikan. Semakin lama masalah ini dibiarkan, semakin banyak pabrik yang gulung tikar. "Ya makin lama, makin rontok," ucapnya. 

Pihaknya masih optimistis harga gas dapat diturunkan. Pemerintah punya keinginan kuat untuk meningkatkan daya saing industri.  

"Ya kalau nggak ada kemungkinan (harga gas turun) berarti kita nggak rapat sekarang," pungkasnya.(b/mk)