Kementan Siap Ubah 6000 BPP di Indonesia Jadi BPP Kostratani

By Admin


nusakini.com - Jakarta – Untuk mendukung kemajuan pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian siap mentransformasikan 6000 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Tanah Air menjadi BPP Kostratani. transformasi ini ditargetkan rampung 2021. Sedangkan di tahun 2020, Kementan menargetkan transformasi 1500 BPP.

Target tersebut disampaikan langsung Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam Evaluasi Kostratani yang dilakukan melalui video conference, Jumat (07/08/2020).

“Kita mendapatkan tugas khusus, yaitu percepatan Kostratani. Oleh karena itu, saya menyebutnya sebagai Kopasus Kostratani 2020. Karena memang ini betul-betul pasukan khusus untuk segera mengimplementasikan Kostratani di seluruh pelosok Tanah Air,” tuturnya.

Dijelaskannya, Menteri Pertanian menginstruksikan untuk membangun BPP Kostratani di seluruh BPP di Tanah Air yang jumlahnya sekitar 6000.

“Target ini dilakukan bertahap dan harus tuntas tahun depan. Sedangkan tahun ini, harus ada 1500 BPP yang sudah jadi Kostratani. Tidak hanya dilengkapi komputer atau IT, tapi fungsi Kostratani juga terlaksana, seperti sebagai pusat data informasi, pusat pembangunan pertanian, membangun jejaring mitra, dan lainnya,” terang Dedi Nursyamsi lagi.

Dedi Nursyamsi menjelaskan target yang diemban tidak mudah. Karena dalam 10 hari harus ada 800 BPP yang bertransformasi menjadi BPP Kostratani.

“Tapi di lapangan, dalam 10 hari kita targetkan ada 1000 BPP yang menjadi BPP Kostratani. inilah yang saya sebut sebagai pasukan khusus. Bukan hal yang mustahil, bahkan sangat mungkin. Tapi memang harus kerja keras. Kalau ada kemauan keras, pasti bisa. Pasti ada halangan, pasti ada ombak. Namun, kita tidak boleh tinggal diam, tidak boleh berkecil hati. Kita semua harus menerjang ombak,” ajaknya.

Untuk itu, ia meminta seluruh staf di lapangan untuk tidak bergantung pada komputer atau sarana IT dari Kementan. Dedi meminta petugas di lapangan memanfaatkan berbagai kemungkinan. Bisa pinjam kecamatan, usahakan kepala dinas dan lainnya. Tahun depan baru dialokasikan dalam pengadaan. 

“Segera jalankan, tentukan sasaran BPP yang akan ditransformasikan, tentukan peta tugas misalnya si A mengerjakan apa? Dimana? Kapan?. Sosialisasikan, dan terjun ke lapangan. Kemudian hubungkan BPP ke AWR, sehingga menteri bisa menyampaikan dan mengecek data yang dikirim BPP ke AWR,” ujar Dedi menerangkan langkah-langkah yang harus ditempuh.

Menurutnya, dari sekian syarat yang harus dipenuhi calon BPP Kostratani, ada satu yang wajib dipenuhi dengan segera. Yaitu ada fasilitas listrik IT, internet, laptop, dan lainnya. Sedangkan lainnya bisa disusulkan.

“Yang penting, fungsi Kostratani tetap berjalan yaitu sebagai pusat data informasi, pembelajaran, konsultasi agribisnis, pembangunan jejaring kemitranaan. Yang kita kejar sebagai pusat data dan informasi, khsususnya aplikasi pelaporan program utama Kementan yang ditetap Pusdatin,” jelasnya.

Begitu juga dengan Indikator BPP Kostratani. Untuk mencapai target, saat ini fokus utama adalah pada 1000 BPP yang terkoneksi dengan AWR Kementan. 

“Yang lain bisa kita susulkan. Jadi saya minta aplikasi program utama Kementan dipahami penyuluh dan dikirimkan ke AWR. Dari cara data entry, bagaimana mengedit, mengirim, verifikasi. Tahapannya ada 2, Segera identifikasi lokasi BPP, dan langsung lakukan pelatihan aplikasi pelaporan dan langsung dikirim,” tegasnya. 

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyuluh Kostratani adalah garda terdepan dalam pertanian.

“Kita perkuat peran penyuluh dan peran Kostratani. karena mereka yang akan menjalankan program-program utama Kementan. Mereka juga yang akan mengimplementasikan pembangunan pertanian di Indonesia,” tuturnya.(EZ)