nusakini.com - Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengungkapkan Kementan terus berupaya memperbaiki daya beli petani. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi bagian dari agenda peningkatan produksi pangan oleh pemerintah.

Adapun strategi yang dilakukan yakni memberi kemudahan agro-input yang antara lain Subsidi pupuk, Benih, menciptakan lahan pertanian baru, pelatihan, penyuluhan, asuransi usaha tani, bantuan Traktor bagi petani, dan masih banyak lainnya.

“Hasil dari upaya tersebut telah tampak di mana produksi padi pada 2015 naik sebesar 6,37 persen”, kata Suwandi di Jakarta, Senin (25/4/2016)  

Adapun pada aspek hilir, kata Suwandi, Kementan melakukan pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah, pengaturan tata niaga, serta mengendalikan impor dan mendorong ekspor.

Lanjut Suwandi, Pengaturan tata niaga dengan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Program Sergab membuat petani memperoleh jaminan pasar, petani menikmati harga wajar di saat panen raya, dan daya beli petani semakin membaik. Hasil Program Sergab yakni per 23 April 2016 telah berhasil menyerap lebih dari 1,4 juta ton gabah petani.

Tata niaga pangan juga diatur dan diperpendek. Sehingga, stok cadangan beras nasional tercukupi di mana stok beras di Bulog lebih dari 1,7 juta ton. Program Toko Tani Indonesia (TTI) juga membuat konsumen menikmati harga beras lebih murah Rp 7.500 per kilogram.

Kementan juga melakukan pengetatan tata niaga pupuk di mana pemerintah berhasil menangkap 40 kasus pengoplos dan bisnis pupuk ilegal. Pengendalian tata niaga sapi atau daging pun telah diproses hukum oleh KPPU atas kartel daging sapi.

"Mentan mengendalikan impor dan mendorong ekspor, impor ilegal, penyelundupan buah, bawang dan pangan lainnya telah ditangkap dan dimusnahkan," kata Suwandi.

Lanjut Suwandi, dampaknya terjadi penghematan devisa lebih dari Rp 52 triliun serta memberi insentif bagi petani untuk semangat berproduksi.

Kemudian hal lain Suwandi menjelaskan, data BPS menyebutkan, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 2015 sebesar 107,44 lebih tinggi dibandingkan 2014 sebesar 106,04.

Demikian juga indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan 2015 sebesar 100,37 lebih tinggi dibandingkan 2014 sebesar 98,89. Sedangkan NTP peternakan 107,40 lebih tinggi dibandingkan 2014 sebesar 106,65.

Meningkatnya kesejahteraan petani pada 2015 tersebut, ditopang juga dengan semakin menurunnya tingkat ketimpangan pendapatan atau Gini Rasio di pedesaan sebesar 0,37 jauh lebih baik dibandingkan perkotaan 0,45.

Terakhir Suwandi mengatakan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani.

"Semakin tinggi daya beli petani, biasanya petani lebih sejahtera. NTP dihitung dari rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayarkan petani", tutup Suwandi. (if/mk)