Kemenkeu Gelar Seminar Nasional Akuntansi

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) menyelenggarakan seminar nasional akuntansi bertajuk ‘Pilar Kompetensi Akuntan dalam Arsitektur Profesi Akuntan Indonesia’ pada Senin (23/5) di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta. 

Dalam opening remarks-nya, Sekretaris Jenderal Hadiyanto mengungkapkan bahwa seminar ini merupakan salah satu dari serangkaian tahapan untuk mengkaji arsitektur profesi akuntan di Indonesia. Seperti diketahui, sebagai pembina profesi akuntan di Indonesia, Kementerian Keuangan saat ini tengah mendorong pembentukan arsitektur profesi akuntan, yang merupakan kerangka dasar bagi pengembangan profesi tersebut. 

“Kementerian Keuangan sebagai pembina profesi ini berinisiatif untuk mendorong pembentukan arsitektur profesi akuntan Indonesia. Arsitektur ini merupakan kerangka dasar bagi pengembangan profesi akuntan di Indonesia,” jelasnya. 

Namun demikian, lanjutnya, dalam pembentukan arsitektur profesi akuntan ini, Kementerian Keuangan memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi sebagai pencetak akuntan, asosiasi profesi, pengguna jasa, dan praktisi. “Kemenkeu tidak dapat bekerja sendiri, perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Kami optimis dengan rekonsiliasi, koordinasi, sinergi dengan perguruan tinggi, asosiasi profesi, praktisi, pengguna jasa dan regulator, arsitektur profesi akuntan Indonesia dapat segera dibentuk,” tambahnya. 

Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menilai, tema yang diangkat dalam seminar ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk mengembangkan ilmu akuntansi dan profesi akuntan sendiri. “Pemerintah menyambut baik seminar ini. Topik yang diangkat ini penting untuk memberikan pemahaman yang utuh bagi perkembangan ilmu akuntansi dan profesi akuntan,” jelasnya. 

Lebih lanjut ia menambahkan, ilmu akuntansi, baik di Indonesia maupun di dunia telah mengalami perkembangan yang semakin pesat, sehingga diperlukan suatu arsitektur profesi akuntan yang jelas. Terlebih, dengan telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan International Financial Reporting Standard (IFRS). “Perkembangannya cepat sekali, sehingga perlu suatu arsitektur dan kompetensi. Ini (ilmu akuntansi) sudah mendunia, apalagi sudah ada MEA, IFRS, G20, jadi akuntansi sudah jadi bahasa global, sudah global ilmunya, sehingga mau tidak mau akuntan sebagai profesi harus benar-benar ditumbuhkembangkan,” tambahnya.(p/ab)