nusakini.com-Depok-Kementeriam Agama menggelar Bimbingan Teknis Hisab Rukyat. Kegiatan yang dimotori oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam ini berlangsung mulai 29 hingga 30 September 2020, di Depok, Jawa Barat.  

"Kegiatan ini bertujuan untuk mencari kader-kader baru di bidang hisab rukyat," tutur Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag Ismail Fahmi, Selasa (29/09).  

Oleh karenanya, dalam kegiatan ini diundang 40 peserta yang berasal dari unsur Ormas Islam, pesantren, majelis taklim, praktisi hisab rukyat, serta pegawai Kementerian Agama. 

Ismail Fahmi menuturkan, hisab rukyat memiliki peran penting dalam peribadatan umat Muslim. Sejumlah ketentuan peribadatan dalam Islamtidak hanya dikaitkan dengan tata cara pelaksanaannya, tetapi juga terkait dengan waktu, tempat, dan arah kiblat.  

"Keabsahan sebagian ibadah menurut syari'at Islam tergantung pada ketepatan waktu, tempat, atau arah," kata Fahmi.  

Salat fardu misalnya, memiliki syarat yang harus dipenuhi antara lain dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan dan menghadap kiblat.  

Sayangnya, tak sedikit masjid-masjid di Indonesia kurang tepat mengarah ke kiblat. Sementara itu tidak jarang pula ditemukan perbedaan jadwal waktu salat di suatu tempat yang secara geografis berdekatan.  

"Kerap kita temui, kumandang adzan yang menandai masuknya waktu salat antara masjid-masjid yang berdampingan kadang-kadang berbeda beberapa menit," tutur Fahmi.  

Perbedaan ini menurutnya seringkali bukan disebabkan masjid yang satu tidak adzan pada awal waktu. "Tetapi justru karena jadwal waktu salatnya (yang dijadikan acuan) berbeda," ungkap Fahmi. 

"Masjid yang satu menggunakan jadwal yang dibuat secara real time atau khusus untuk hari dan tanggal tersebut, sedangkan yang lain menggunakan jadwal waktu shalat abadi, atau menggunakan konversi waktu dari jadwal yang dibuat untuk tempat tertentu yang memiliki perbedaan waktu cukup besar,"tutur Fahmi menjelaskan. 

Pengetahuan semacam ini menurut Ismail akan dimiliki bila seseorang telah mempelajari hisab rukyat. "Untuk itu, Kemenag merasa perlu mengkader tenaga hisab rukyat yang terampil. Ini untuk memperkecil perbedaan di tengah masyarakat di bidang ilmu hisab dan rukyat," paparnya.(p/ab)