Kemenag dan Universitas Leiden Sepakati Sinergi Studi Islam

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam dan Universitas Leiden bersepakat untuk segera merealisasikan kesepakatan bersama terkait pendidikan doktoral dalam bidang Studi Islam. 

Kesepakatan ini menjadi hasil pembicaraan antara Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dengan Rector Magnificus & President Universitas Leiden Carel J.J.M. Stolker di Belanda, Selasa, 28 Maret lalu. Hadir juga sejumlah pejabat dan akademisi Universitas Leiden. 

"Banyak rencana kerjasama yang telah kami kongkritkan bersama, diantaranya mulai tahun depan kami akan mengirim 15 sampai 20 mahasiswa untuk menempuh program doktoral (Ph.D student)," terang Kamaruddin Amin di Jakarta, Sabtu (1/4). 

Menurut Kamaruddin, kesepakatan ini menjadi bagian dari implementasi program 5000 doktor yang telah dirilis pada Desember 2014 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Penandatanganan MoU dengan Universitas Leiden sendiri sudah dilakukan sejak tahun lalu. 

"Fokus kajian program doktoral di Universitas Leiden pada bidang studi Islam dengan berbagai sudut pandang dan pendekatan; sosiologi, antropologi, sikologi, politik, sejarah, filologi, dan lainnya," kata Kamaruddin. 

Di samping program doktor, pertemuan dengan civitas akademika Universitas Leiden juga membicarakan kemungkinan pengiriman profesor untuk mengajar, program short reserch, summer course, dan lainnya. 

"Kalau pengiriman Ph.D student mulai Februari 2018, program lainnya kami usahakan sudah bisa berjalan tahun ini," harap Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini. 

Kunjungan Dirjen Pendidikan Islam ke Belanda dalam rangka mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk membuka Konferensi Internasional Islam Nusantara. Doktor lulusan Jerman ini juga menjadi keynote speech pada konferensi yang digelar Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda. 

Dalam forum internasional yang dihadiri diaspora Indonesia di Eropa dan juga beberapa duta besar, Kamaruddin Amin mengatakan bahwa Islam Indonesia menemukan momentumnya untuk disosialisasikan di Eropa karena Eropa dan komunitas Muslim di sana sering mengalami ketegangan hubungan, saling mencurigai. Untuk itu, promosi Islam Indonesia saat ini menjadi sangat relevan untuk konteks Eropa. 

Menurutnya, Islam Nusantara bisa menjadi model tentang bagaimana dialog Islam yang inovatif dengan konteks lokal dan sekaligus merangkul keragaman dapat diwujudkan. Untuk itu, Kamaruddin menyambut baik adanya usaha bersama mempromosikan Islam Nusantara ke Eropa. 

"Metodologi dan strategi budaya Islam Nusantara dapat diadopsi sebagai model bagaimana universalitas Islam diejawantahkan dalam konteks lokal, merespon persoalan kekinian, dan sekaligus menjamin realisasi nilai-nilai fundamental Islam mengenai perdamaian, keadilan, dan kasih sayang di antara seluruh umat manusia," tandasnya. 

Selain menjadi keynote speech, Kamaruddin juga meresmikan Masjid Muslim Indonesia di Amsterdam. Dirjen Pendidikan Islam juga menjadi salah satu dari 10 pihak yang menandatangani Piagam Den Haag. 

Ada enam point yang termaktub dalam Piagam Den Haag, salah satunya menegaskan bahwa Bangsa Indonesia perlu menjadikan Islam Nusantara sebagai bagian penting dari diplomasi budaya Indonesia dalam rangka mewujudkan politik luar negeri yang bebas dan aktif sesuai amanat konstitusi. (p/ab)