Keberhasilan Semua Pihak

By Admin


Catatan Hasil Evaluasi Pelatihan Pendampingan Hutan Sosial 

Oleh :Edi Kurniadi, Efendi Payuyu, dan Henry Ardiansyah 

(Balai Diklat LHK Samarinda)

nusakini.com - Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Ijin (P2SPI) Periode Pertama sebanyak 6 angkatan telah selesai dengan sukses. Dan telah banyak yang menceriterakan keberhasilan pelatihan ini, mulai dari keberhasilan petani mengikuti pembelajaran digital, keberhasilan pendamping memfasilitasi peserta petani, keberhasilan Balai PSKL menyiapkan peserta pelatihan, keberhasilan penyelenggara menyiapkan perangkat pelatihan, keberhasilan tutor menyiapkan materi dan metoda pembelajaran, termasuk keberhasilan para pimpinan KemenLHK menjadikan pelatihan jarak jauh e-learning sebagai strategi adaptasi terbaik dalam menghadapi pandemi COVID-19. Tulisan ini menguraikan keberhasilan pelatihan dengan mencermati hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan P2SPI di Balai Diklat LHK Samarinda, baik evaluasi bagi pelaksanaan, tutor, dan peserta pelatihan. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan merupakan salah satu siklus ADDIE sebagaimana telah dibahas oleh Ibu Kusdamayanti ( https://tropis.co/membangun-rumah-produksi-ala-bp2sdm-lhk/).

Evaluasi terhadap Pelaksanaan dan Tutor

Evaluasi terhadap pelaksanaan dan tutor bertujuan untuk mengukur kepuasan peserta sebagai pelanggan dari pelaksanaan pelatihan, dan termasuk evaluasi Level 1 menurut Donald Kirkparktick. Evaluasi peserta terhadap pelaksanaan dilakukan dengan mengisi kuesioner berupa pilihan (tinggal klik yang dipilih) setelah pembelajaran di hari terakhir. Aspek yang ditanyakan kepada peserta adalah: 1) ketercapaian tujuan program pelatihan, 2) alokasi waktu program pelatihan, 3) Kurikulum pelatihan, 4) Alokasi waktu (Jam Pelajaran) untuk tiap mata pelatihan, 5) Pelayanan panitia pelaksana pelatihan, dan 6) Saran dan kritik. Adapun pilihan jawaban untuk ketercapaian tujuan program pelatihan adalah: a) sangat tercapai, b) tercapai, c) kurang tercapai, dan d) tidak tercapai. Sementara jawaban tentang alokasi waktu program pelatuhan, kurikulum pelatihan, alokasi waktu tiap mata pelatihan, dan pelayanan panitia pilihannya adalah: a) baik dan b) kurang baik. Sedangkan saran dan kritik adalah menguraikan dengan kalimat.

Evaluasi peserta terhadap tutor dilakukan dengan mengisi kuesioner berupa pilihan (baik dan kurang baik) setelah pembelajaran berakhir setiap hari. Terdapat 14 aspek yang dinilai oleh peserta pada saat pembelajaran daring terhadap tutor mencakup: a) penguasaan materi pelatihan, b) sistematika penyajian, c) kemampuan menyajikan materi, d) relevansi materi dengan tujuan, e) penggunaan metode dan sarana pelatihan, f) penggunaan bahasa, g) nada dan kualitas suara, h) strategi menjawab pertanyaan, i) gaya, sikap dan perilaku, j) pemberian motivasi kepada peserta, k) kualitas bahan diklat dan alat bAntu, l) kerapihan berpakaian, m) disiplin kehadiran, dan n) kerjasama antar pengajar (jika tim teaching). Aspek-aspek tersebut mengikuti pedoman dari Lembaga Administrasi Negera (LAN). Penilaian terhadap pelaksanaan pelatihan dan tutor, setelah peserta mengisi jawaban, langsung terhubung dengan WEB Pusdik yang di linkan ke LMS. Dalam hal ini Sub Admin di setiap Balai Diklat LHK tidak dapat melakukan akses terhadap nilai pelaksanaan pelatihan dan tutor. Sub admin akan mendapatkan rekapitulasi hasil penilaian tersebut dari Admin di Pusat Diklat SDM LHK.

Hasil evaluasi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan dan tutor pada saat pembelajaran daring, semua peserta dari 6 angkatan menyatakan baik. Penilaian peserta yang positif tersebut kemungkinan karena beberapa hal. Pertama, penyelenggaraan pelatihan telah disiapkan dengan baik oleh Ditjen PSKL dan BP2SDM beserta UPTnya. Hal ini karena kegiatan pelatihan P2SPI merupakan kegiatan baru dan langsung dibuka oleh Ibu Menteri KLHK melalui tayangan video. Hal kedua, materi pelatihan sudah disusun lama berdasarkan pengalaman pendampingan PS di berbagai tempat sehingga sebagian besar materi adalah hal yang diperlukan di lapangan. Ketiga, tutor berasal dari berbagai lembaga yang mempunyai kapasitas untuk menyampaikan materi, yaitu: para penyusun materi yang mempunyai pengalaman lapangan, pejabat di Ditjen PSKL yang memahami kebijakan Perhutanan Sosial, Pejabat di Balai PSKL Wilayah Kalimantan yang memahami implementasi kebijakan PS di lapangan, penyuluh yang memahami program pendampingan, serta widyaiswara yang sudah terbiasa memfasilitasi pembelajaran. Keempat, pelaksanaan fasilitasi pembelajaran dilaksanakan secara team teaching yang memungkinkan suasana pembelajaran lebih hidup karena tutor saling mengisi. Dan, kemungkinan yang kelima adalah para tutor lebih bersemangat karena memperhatikan antusias dan kesungguhan peserta mengikuti pembelajaran.

Evaluasi terhadap Peserta

Evaluasi terhadap peserta dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta selama pelatihan, yang menurut Donald Kirkpartick termasuk evaluasi Level 2. Evaluasi terhadap peserta dilakukan pada aspek adakemis, aspek partisipasi dan aspek kehadiran. Evaluasi aspek akademis ditujukan pada tugas mandiri yang dilaksanakan sehari sebelum pembelajaran daring dan berdasarkan quiz dilaksanakan segera setelah pembelajaran pada hari tersebut selesai. Soal pada tugas mandiri yang sudah tersedia pada LMS (Learning Management System) berupa pertanyaan tentang pemahaman dengan pilihan a) paham, dan b) belum paham. Akan tetapi pada Gelombang 3 bentuk pertanyaannya diganti dengan menguraikan yang mendorong peserta membaca materi pelatihan. Pusdiklat SDM LHK mempunyai bank soal untuk quiz berupa pilihan ganda. Peserta melaksanakan quiz, dan petugas sub admin di Balai Diklat LHK bisa mengakses nilai dari jawaban peserta. 

Penilaian terhadap partisipasi peserta dilakukan oleh tutor (Penanggung Jawab Akademik-PJA) pada saat pembelajaran daring. Sementara kehadiran peserta dilakukan oleh panitia dengan mencermati pada layar monitor saat pembelajaran daring.

Hasil penilaian tugas mandiri, quiz dan partisipasi peserta pada periode 1 menunjukkan bahwa penyerapan peserta pada setiap mata pelatihan dan setiap angkatan hampir merata, dengan kecenderungan nilainya lebih tinggi pada angkatan 5 dan 6 (Gelombang ke 3). Rata-rata nilai quiz mata pelatihan MP3 dan MP4 lebih kecil daripada mata pelatihan lainnya, kemungkinan karena peserta baru saja mengikuti pembelajaran. Apabila dilihat dari hasil nilai tugas mandiri dan quiz, terdapat tiga mata pelatihan yang tugas mandiri lebih tinggi daripada nilai quiz yaitu MP3, MP4, dan MP7. Berdasarkan nilai tersebut kelihatannya pengetahuan peserta untuk ketiga MP menurun setelah mengikuti pembelajaran, apabila nilai pada tugas mandiri dianggap sebagai pre-test dari mata pelajaran tersebut Untuk itu perlu perbaikan, baik soal pada tugas mandiri atau soal quiz, atau pelaksanaan tutorial setiap mata pelatihan. Apabila dibandingkan dengan nilai prestasi akademis (NPA) secara keseluruhan, 6 MP berada di bawah NPA, yaitu quiz MP3, MP4, serta tugas mandiri TM4, TM5, TM6, dan TM8. akan tetapi apabila dilihat dari jumlah selisihnya tidaklah terlalu besar yang menunjukkan kesenjangan pemahaman terhadap materi pelatuhan tidak terlalu jauh.

Partisipasi peserta semua angkatan berdasarkan nilai dinyatakan bagus, hanya peserta pada gelombang pertama sedikit berkurang. Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran masih mulai dan bagi tutor, peserta, serta panitia masih dalam masa penyesuaian. Kehadiran peserta pada saat pembelajaran daring dinyatakan sangat tertib, tercatat hanya beberapa orang saja yang tidak mengikuti pembelajaran, yaitu: angkatan 1 terdapat 1 orang tidak mengikuti 1 JP, angkatan 2 dan 3 masing-masing 3 orang tidak mengikuti 1 JP, angkatan 4 hadir 100 persen, sementara angkatan 5 sebanyak 3 orang tidak mengikuti 2 JP dan angkatan 6 terdapat 1 orang yang tidak mengikuti 2 JP.

Dengan demikian, secara umum peserta pelatihan memiliki semangat nelajar yang tinggi sebagaimana banyak diceritakan, diantaranya Bu Nuvi Yanti Djuhaina dari Tanah Laut, Kalimantan selatan ( https://tropis.co/nyata-di-balik-kebingunan/), atau Pak Susanto dari BPSKL Wilayah Kalimantan ( https://m.nusakini.com/news/diary-tutor).

Pembelajaran dari Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Pada penyelenggaraan pelatihan terdapat tiga aktor yang saling menentukan keberhasilan pelatihan. Pertama adalah peserta pelatihan yang membutuhan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (PKS). Peserta pelatihan merupakan aktor utama dalam suatu proses pelatihan, dan perlu diberikan pelayanan prima baik pelayanan akademik (dari tutor) maupun non akademik (dari pelaksana) yang mendukung keberhasilan penyerapan (PKS). Aktor kedua adalah tutor yang melakukan tranfer PKS kepada peserta pelatihan. Tutor dituntut untuk menguasai materi dan menguasai metoda pembelajaran sehingga terjadi proses transfer PKS kepada peserta pelatihan. Aktor ketiga adalah pelaksana pelatihan yang memfasilitasi terjadinya trasfer PKS dari tutor kepada peserta pelatihan. Pelayanan prima dari pelaksana pelatihan kep[ada peserta dan tutor baik secara administrasi maupun operasional pelaksanaan pelatihan sangat diperlukan. 

Pusat Diklat SDM mengendalikan kualitas pelatihan P2SPI melalui pembatasan akses terhadap nilai evaluasi pelaksaanaan dan tutor, serta pembatasan akses terhadap soal quiz bagi peserta. Pusat Diklat LHK dan para tutor perlu melakukan penyesuaian untuk peningkatan kualitas soal baik tugas mandiri maupun quiz. 

Berdasarkan hasil penilaian terhadap peningkatan akademik peserta, maka perlu perbaikan materi maupun metoda pembelajaran beberapa mata pelatihan. Hal tersebut sejalan dengan hasil pencermatan Ibu Diah Suradiredja( https://tropis.co/perhutanan-sosial-smart-action-dalam-covid-19/). 

Berdasarkan hasil nilai evaluasi terhadap pelaksanaan, tutor, serta peserta pelatihan menunjukkan pelatihan pendampingan perhutanan sosial panka ijin periode 1 yang dilaksanakan di Balai Diklat LHK Samarinda dinyatakan berhasi. Keberhasilan semua pihak......


Samarinda, 23 Mei 2020