KBRI Canberra Perkenalkan Budaya Betawi di Australia
By Abdi Satria
nusakini.com-Canberra-Jakarta kini memasuki usia ke 495 tahun. Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta, tak hanya dirayakan di tanah air, namun juga dirayakan secara meriah di kediaman Duta Besar Repubik Indonesia untuk Australia di Canberra.
Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra merayakan ulang tahun Jakarta dengan menyelenggarakan acara bertajuk “Betawi Day” atau “Hari Betawi”.
Betawi Day dihadiri oleh siswa-siswa, guru-guru, kepala sekolah serta para dosen di sekolah dan universitas yang bertempat di Canberra, Australia. Selain itu, acara juga dihadiri oleh perwakilan Departemen Pendidikan Pemerintah Kota Canberra dan beberapa diplomat dari negara sahabat.
Dalam sambutannya, Dubes RI untuk Australia, Siswo Pramono, menyampaikan pentingnya hubungan Indonesia dan Australia untuk selalu didekatkan, salah satunya dengan mengenalkan Budaya Indonesia kepada masyarakat Australia. Dubes Siswo juga mengucapkan terima kasih kepada para guru dan dosen yang terus berkomitmen dalam mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
“Dengan perayaan hari ulang tahun Jakarta, kami berharap para guru mengenal lebih jauh mengenai budaya Betawi,” tutur Siswo.
Atdikbud RI di Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa tujuan acaranya ini adalah mengenalkan budaya Betawi sebagai bagian dari keragaman Indonesia kepada guru dan dosen di Australia. Menurutnya, selama ini orang Australia sudah sangat mengenal Bali, namun belum banyak mengenal budaya Indonesia lainnya yang sangat kaya, termasuk Budaya Betawi.
“Saya percaya jika guru dan dosen di Australia mengenal Indonesia lebih baik maka mereka akan dapat membantu menjelaskan dengan lebih baik kepada siswa dan mahasiswa Australia yang notabene adalah generasi masa depan Australia. Sehingga hubungan Indonesia dan Australia akan semakin kuat di masa depan. Karena hari ini adalah ulang tahun Jakarta, maka kita coba kenalkan mereka dengan Budaya Betawi, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang luas mengenai Indonesia,” jelas Najib.
Rangkaian Betawi Day di Canberra dimeriahkan dengan Tarian Nandak Ganjen dan Tari Ngarojeng yang dibawakan oleh tim Borobudur Dance. Dituturkan Atdikbud Najib, kedua tarian ini termasuk tarian yang popular di kalangan masyarakat Betawi.
“Tari Nandak Ganjen adalah tari kreasi baru dengan referensi budaya Betawi. Tari ini adalah bentuk ungkapan sukacita dan kebebasan oleh kaum muda. Sementara tari Ngarojeng merupakan tarian yang terinspirasi dari musik Ajeng yang muncul dan berkembang di betawi pinggir. Musik Ajeng sendiri merupakan musik pengiring dalam acara pengantin tradisional betawi, tetabuhan iringan tersebutlah yang menjadi gerakan irama dasar Tari Ngarojeng,” ucap Atdikbud Najib.
Selain disuguhkan Tarian Betawi, para peserta juga dikenalkan kepada sejarah dan asal usul nama Jakarta dan Betawi serta tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Tak lupa, guru-guru juga dikenalkan dengan kuliner Betawi, seperti nasi ulam, soto betawi, kue putu mayang, dan sekoteng. Atdikbud Najib juga mengenalkan pantun yang merupakan bagian dari budaya Betawi.
Director of Strategic Operations dari Canberra Grammar School, Kerri Rock, menilai kuliner Betawi sangat lezat. “Soto Betawi merupakan menu yang enak sekali, cocok untuk dimakan di musim dingin seperti sekarang. Saya juga menggemari Kue Putu Mayang yang rasanya manis,” ujar Kerri.
Sementara perwakilan Departemen Pendidikan Kota Canberra, Karen Kennedy, mengaku senang bisa mengenal budaya Indonesia yang unik seperti budaya Betawi. “Selama ini banyak budaya daerah di Indonesia yang saya belum tahu, termasuk Budaya Betawi. Setelah dikenal, Budaya Betawi ternyata sangat menarik. Terima kasih KBRI Canberra atas acara hari ini yang edukatif dan meriah,” tutur Karen yang mengaku pernah ke Indonesia, tepatnya ke Bali dan Surabaya, namun belum pernah ke Jakarta.
Para guru juga menyampaikan kegembiraannya mengikuti acara ini. Damian Bolton, guru yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Indonesian Teacher Networks Canberra mengatakan kalau informasi terkait sejarah Jakarta yang disampaikan sangat menambah wawasan.
“Saya senang bisa berkesempatan mengikuti acara ini. Ada wawasan baru mengenai sejarah dan budaya Betawi yang bisa saya ceritakan kepada murid-murid. Makanan khas Betawi juga lezat sekali,” ungkap Damian.(rls)