Investasi ORI018, 5,7% Pertahun Pasti Untung!

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Obligasi Negara Ritel seri 018 (ORI018) diluncurkan pada hari ini, Kamis, (01/10) oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Luky Alfirman secara virtual.  

Instrumen investasi ini bisa dimiliki mulai dari Rp1juta hingga Rp3 miliar dengan kupon tetap (fixed rate) 5,7% pertahun dan tenor 3 tahun. Masa penawaran dibuka dari 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB. 

Investasi ini terbilang menguntungkan karena bunganya di atas bunga deposito yang rata-rata 5,25% pertahun. Apalagi saat ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin bunga deposito sebesar 5% saja.  

"ORI018 (bunganya) 5,7%. Sangat menarik dibandingkan dengan deposito. LPS baru saja menurunkan tingkat suku bunga penjaminan dari 5,25% menjadi 5% saja," kata Deni Ridwan Plt. Direktur SUN DJPPR. 

Selain itu, investasi ini aman karena dijamin pemerintah baik pokok maupun bunganya sehingga minim risiko dibanding investasi yang tidak jelas yang menawarkan keuntungan besar tetapi ternyata investasi bodong. 

"Banyak masyarakat kena investasi bodong. Prinsip investasi itu menanam keberuntungan. Keberuntungan itu peningkatan daya beli sepanjang waktu. Jadi yang harus diutamakan investasi bukan untungnya dulu tapi pokoknya aman, cuannya (kupon/bunga) aman (lebih besar dari deposito dan inflasi), likuid. Investasi bukan cuma masalah bisa masuk (berinvestasi) tapi juga bisa keluar (bisa cair / liquidity risk). Tiga hal ini sangat dipenuhi oleh SBN," jelas Budi Hikmat Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management sekaligus investor.   

Bahkan di tengah pandemi dan resesi seperti saat ini, banyak bank juga berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN). 

"Memang betul kita masuk resesi. Bahkan bank sendiri berinvestasi di SBN. Dengan kita berinvestasi di SBN, malah menguntungkan karena menurut hitungan saya, angkanya jauh lebih bagus berinvestasi di SBN. Bank Indonesia itu ada kemungkinan kembali menurunkan bunga untuk menggairahkan ekonomi, menyalurkan kredit. Kalau ada yang bilang kuponnya rendah, suku bunga bank sentral seluruh dunia juga rendah," pungkas Budi. (p/ab)