Insentif Ketua RT/RW Ujung Pandang Baru Makassar Disunat 2 Bulan?

By Admin


MAKASSAR -- Sejumlah RT/RW pada Jum'at siang (14/6/24) menyambangi kantor Kelurahan Ujung Pandang Baru (UPB) untuk mempertanyakan insentif mereka yang tidak full atau disunat oleh Lurah UPB selama 2 bulan berturut-turut. 

"Kami datang untuk menanyakan apa penyebab insentif kami nda full selama 2 bulan (April dan Mei) belakangan dan ini kali kedua insentif kami terpotong," kata Asrul, Ketua RW 5.

Sebagaimana diketahui sejumlah RT/RW meresahkan pemotongan insentif RT/RW yang dilakukan oleh lurah UPB, insentif yang seyogyanya diterima full Rp.1.2 jt cuma dibayarkan Rp.800.000 an. 

"Kami tidak puas padahal sudah melaksanakan sesuai tupoksi RT/RW," Asrul menambahkan.

Sejumlah nama-nama RT/RW UPB yang terpotong insentifnya dibulan April yang daftarnya diterima redaksi adalah:

1. Asrul Samad, Ketua RW 5

2. Didayanti, Ketua RT 2/RW5

3. Boy Ottoluwa Ketua RW 4

4. Sara Dani, Ketua RT 1/RW 2

5. Ruslan, Ketua RT 5/RW 2

6. Arifuddin Ketua RT 1/ RW 1

7. Aksa Tahir, Ketua RT 3/ RW 1

8. Henok Bela, RW 2

9. Muhsin, Ketua RT 2/ RW 4

10. Fahrullah, RW 2

Sementara yang mengalami pemotongan insentif untuk bulan Mei adalah:

1. Asrul Samad, Ketua RW 5

2. Didayanti, Ketua RT 2/RW 5

3. Boy Ottoluwa Ketua RW 4

4. Ruslan, Ketua RT 5/RW 2

Lurah UPB Irma Sofyan Ronny, saat dikonfirmasi perihal tersebut menbantah telah melakukan pemotongan insentif. 

"Yang nda full itu adalah mereka yg nda melaksanakan tupoksi sesuai dengan indikator penilaian RT/RW diantaranya seringkali terjadi penunggakan retribusi sampah padahal setelah dicek di lapangan ternyata telah terbayarkan tapi nda di-stor ke kami, juga ada beberapa RT/RW yang tidak melaksanakan kegiatan pembibitan cabe terpaksa kami tidak memberikan full insentifnya", ujar Irma.

Ketua RW 5 Asrul, mengatakan alasan pembibitan cabe ini seperti 'jebakan batman', kesepakatan saat rapat lurah dengan para ketua RW, hasil pembibitan itu akan didistribusikan ke masing-masing RT/RW pada kenyataannya tidak terealisir. 

"Kami juga sudah meminta via group WA RT/RW tapi tidak ada tindak lanjutnya, ujung-ujungnya itu dijadikan penilaian bahwa kami tidak berkinerja, penilaian kinerja penarikan retribusi sampah diabaikan samasekali, RT yang aktif setorannya hingga April dinilai sama dengan RT yang belum setor, fakta dilapangan ada juga RT/RW yang tidak melaksanakan pembibitan cabe samasekali hanya numpang foto saat pembibitan tapi menerima insentif full," ujar Asrul.

Sebagaimana diketahui Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar telah menaikkan insentif para ketua RT/RW Rp. 200.000,- pada tahun 2024, sehingga total yang akan diterima menjadi Rp. 1.200.000,- sesuai dengan persetujuan dari DPRD Makassar. Walikota Makassar M. Ramdhan Pomanto beberapa waktu yang lalu mengatakan penambahan insentif bagi ketua RT/RW itu setelah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Makassar mengalami peningkatan dari Rp. 1 Triliun menjadi Rp. 1.5 Triliuan.

Pihak Ketua RW dan RT juga mengomfirmasi ke beberapa RT yang full menerima insentifnya namun dalam laporannya disinyalir tidak ikut serta dalam pembibitan cabe. 

"Saya memang nda ikut serta pembibitan tapi setor dana untuk pembelian bibit cabe" ujar salah satu RT yang ditemui. 

"Saya juga heran, bulan lalu saya dipotong insentifku karena nda ikut terlibat dalam pembibitan cabe tapi insentif bulan ini (Mei) malah full" ujar RT lainnya.

"Hal inilah yang menggugah rasa ketidakadilan bagi kami untuk mempertanyakan ketidakadilan tersebut makanya saya coba bertanya ke Camat Tallo, Ramli Lallo via WA tapi cuman direspon bahwasanya insentif yang diterima sesuai dengan penilaian indikator kinerja yang mana lurah dan LPM sebagai penilainya" imbuh Asrul.


Ketika hal ini dikonfirmasi ke ketua LPM UPB, Andi Arung mengatakan dirinya tidak dilibatkan dalah hal tersebut. 

"Ibu lurah samasekali nda melibatkan saya malahan saya balik bertanya kenapa harus dipotong lagi insentifnya RT/RW," ujarnya. 

Lurah UPB Irma Sofyan kembali dikonfirmasi terkait hal tersebut mengatakan sebenarnya dirinya tidak akan melakukan pemotongan insentif bulan Mei. 

"Saya sebagai lurah sebenarnya tidak akan melakukan pemotongan insentif untuk bulan Mei lagi karena menjelang lebaran haji, tapi 'diatas' (tidak merinci apa maksud diatas) minta diubah," pungkas Irma. (BO)