Indonesia Harap Program Kemitraan dengan Australia untuk Madrasah Diperluas Jangkauannya

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta -Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama berharap program kemitraan untuk madrasah yang telah dilakukan bersama dengan pemerintah Australia dapat diperluas jangkauannya. Harapan ini disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, saat melakukan rapat virtual dengan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allester Cox 

Sebelumnya, Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Australia menjalin hubungan kerjasama dalam program kemitraan Innovation’s for School Children (INOVASI) dan Technical Assistance for Education Systems Strengthening (TASS). Kedua program kemitraan tersebut telah berlangsung selama empat tahun, mulai Januari 2016 hingga Juli 2020.  

Berdasarkan data, menurut Wamenag, program kemitraan yang dilakukan, jika dilihat dari sebarannya baru menjangkau 16 kabupaten, satu kota, serta beberapa provinsi.  

“Ke depan jika program ini masih dilanjutkan, berharap bisa terus ditingkatkan. Kami mengusulkan ditingkatkan pada aspek sebaran wilayahnya diperluas, cakupan dan sasaran kelompok belajar diperbanyak. Sehingga manfaat yang kami terima akan lebih luas sasarannya,” harap Wamenag.

Menurut Wamenag, program kemitraan yang dilakukan telah memberikan banyak manfaat. Di antaranya, untuk mendukung terciptanya anak didik dan tenaga kependidikan Kementerian Agama yang lebih terampil dan mumpuni. "Utamanya, di bidang literasi dan numerasi," kata Wamenag.

“Kami berharap kerjasama ini terus ditingkatkan dan akan memberikan supporting terkait kebijakan program, waktu dan tempat yang akan dijadikan pilot projec program,” imbuh Wamenang. 

Wamenag juga menawarkan kerjasama yang lebih luas lagi dalam penguatan nilai-nilai moderasi beragama yang menjadi core business Kementerian Agama sekarang.  

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Suyitno yang turut hadir mendampingi Wamenag dalam rapat virtual tersebut mengaku sangat puas dengan program yang telah berjalan dan siap menyambut program baru. Lebih khusus, Suyitno berharap ada penguatan tata kelola pada program INOVASI Phase 2.  

Senada dengan Wamenag, Suyitno juga mengharapkan perluasan jangkauan program mengingat perkembangan madrasah saat ini kian meningkat dan membutuhkan perhatian.  

“Jika program ini dilaksanakan lebih luas tentunya akan memberikan dampak yang lebih luas lagi bagi pengembangan guru dan tenaga kependidikan dilingkungan kementerian agama,” ujar Suyitno. 

Sementara Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allester Cox, menilai bahwa kerjasama kemitraan yang sedang berjalan, merupakan kerjasama yang kuat. Khususnya kerjasama di bidang pendidikan,baik dalam bentuk beasiswa maupun program untuk meningkatkan sistem pendidikan di madrasah. 

“Ini sesuatu yang penting sekali bagi kami dalam periode tahap pertama ini. Dan kami harap untuk meningkatkan kerjasama yang kuat dengan Kementerian Agama sama seperti dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya untuk meningkatkan pengajaran," ujarnya.  

Dengan demikian, Cox berharap program yang dilakukan akan menghasilkan kualitas madrasah yang sama baiknya dengan sekolah umum. 

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Program INOVASI, Mark Heyward mengatakan, bahwa tujuan dari program kemitraan adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di Indonesia, salah satunya adalah siswa madrasah. 

“Fokusnya kami adalah untuk testing pendekatan baru di madrasah dan sekolah umum dalam meningkatkan hasil pembelajaran anak. Fokus utama di tingkat SD dan MI dengan keterampilan fondasi yaitu literasi, numerasi, inklusi, kepemimpinan/leadership, transisi bahasa dan keterlibatan orang tua dan masyarakat,” jelas Mark.  

Kasubdit Bina GTK Raudlatul Athfal, Siti Sakdiyah menjelasakan, bahwa banyak hal yang sudah dicapai dalam program ini. Misalnya, pencapaian selama 53 bulan penerima manfaat di bidang literasi dan numerasi dan inklusi untuk siswa SD dan MI mencapai 172.330 siswa khususnya siswa kelas awal.  

Kemudian lanjut Sakdiyah, untuk guru dan tenaga kependidikan mencapai 6.732 orang, untuk kepala sekolah/madrasah SD dan MI mencapai 2.438 orang dan fasilitator/pendamping di daerah sebanyak 752 orang. Menurutnya, ini merupakan jumlah yang sangat besar.  

“Dalam kerjasama fase kedua, ada program penguatan pendidikan karakter. Kami berharap, program tersebut dilaksanakan di jenjang RA, agar dapat sentuhan dari TASS, agar maju bersama untuk guru dan tendik nya. Sehingga ada perhatian untuk jenjang RA,” pinta Sakdiyah. 

Dalam rapat virtual, hadir tampak hadir Kasubag TU GTK Madrasah, Sidik Sisdiyanto serta Pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Direktorat GTK Madrasah.(p/ab)