Indonesia Dorong UNESCO Yang Lebih Relevan Bagi Masyarakat Luas
By Admin
nusakini.com-Paris- “Indonesia mendukung proses transformasi strategis UNESCO agar semakin relevan dan bermanfaat bagi seluruh negara anggotanya", ujar Duta Besar Hotmangaradja Pandjaitan, Delegasi Tetap RI untuk UNESCO selaku Ketua Delegasi RI pada Sidang ke-205 Dewan Eksekutif (Executive Board) UNESCO pada Sesi Pleno di Kantor Pusat UNESCO, Paris, Perancis.
Sidang akan berlangsung sampai dengan tanggal 17 Oktober 2018 akan membahas berbagai isu terkait program UNESCO, utamanya di bidang pendidikan, sains, kebudayaan, komunikasi dan informasi serta isu-isu manajemen dan administrasi operasional UNESCO.
Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya komitmen seluruh negara anggota UNESCO untuk membantu UNESCO keluar dari krisis finansial. Duta Besar RI juga menyampaikan apresiasi atas upaya UNESCO menyelenggarakan Partners' Forum bulan September lalu untuk meningkatkan kemitraan UNESCO dengan mitra-mitra eksternal/donor termasuk mitra potensial.
Pada bidang sains, Indonesia menegaskan komitmennya untuk berpartisipasi aktif pada berbagai organ dan mekanisme UNESCO khususnya yang terkait cagar biosfer dan isu-isu terkait air dan laut. Duta Besar RI memberikan apresiasi kepada negara-negara anggota UNESCO yang telah memberikan dukungan terhadap nominasi Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sebagai Ketua International Coordinating Council to the Man of Biosphere ((ICC MAB) Programme, UNESCO periode 20018-2020.
Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sidang ke-30 ICC MAB di Palembang, Sumatra Selatan, bulan Juli 2018 mengharapkan hasil pertemuan tersebut termasuk Palembang Declaration dapat memperkuat upaya untuk konservasi cagar biosfer.
Terkait dengan isu air, Indonesia menegaskan komitmennya sebagai tuan rumah Asia Pacific Center for Ecohydrology (APCE) yang merupakan UNESCO Category II Center. Duta Besar RI menghimbau negara-negara anggota UNESCO khususnya di kawasan Asia Pasifik untuk dapat berkolaborasi dengan APCE di bidang penelitian dan pelatihan serta kegiatan lainnya.
Indonesia menggarisbawahi keinginannya untuk berpartipasi aktif di bidang ilmu kelautan dan juga tsunami early warning system. Guna lebih meningkatkan kerja sama di bidang sains dengan UNESCO, Indonesia mendukung upaya Dirjen UNESCO untuk meningkatkan koordinasi antara Kantor Pusat UNESCO di Paris dengan Kantor Perwakilan UNESCO khususnya di Jakarta dalam mengimplementasikan berbagai program UNESCO.
Seperti negara-negara anggota UNESCO lainnya, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mencapai target SDG4 mengenai pendidikan khususnya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas untuk pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan formal dan non-formal.
Beberapa strategi utama yang dilakukan Indonesia, antara lain memperkuat sistem pendidikan, memperbaiki kualitas dan akses pendidikan bagi pendidikan anak usia dini dan pendidikan sekunder. Dalam kaitan ini, sebagai salah satu penerima penghargaan UNESCO-Hamdan Prize tahun 2018 untuk program Diklat Berjenjang-Kemendikbud, Indonesia akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia.
Pada Sidang ke-205 ini, Duta Besar RI juga menyampaikan statement atas nama kelompok negara-negara ASEAN di UNESCO, yang menegaskan keutamaan rotasi pada badan-badan subsider dan governing bodies UNESCO sebagai bagian dari transformasi strategis UNESCO. Negara-negara ASEAN memandang, rotasi perlu dioptimalkan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi negara-negara anggota untuk berperan secara optimal.
Selain Direktur Jenderal UNESCO, cukup banyak delegasi yang menyampaikan belasungkawa atas bencana gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Menanggapi hal tersebut, selain menyampaikan terima kasih, Duta Besar RI menyampaikan musibah tersebut merupakan wakeup call untuk meningkatkan kapasitas komunitas regional dan global khususnya di negara-negara yang rentan bencana alam dalam merespon dan menanggulangi bencana.
Sidang ke-205 Dewan Eksekutif UNESCO merupakan pertemuan ketiga yang dihadiri Indonesia dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan Eksekutif periode 2017-2021. Sidang ke-205 Dewan Eksekutif dalam seminggu ke depan akan membahas isu-isu terkait implementasi program UNESCO termasuk evaluasi dan situasi finansial, status institut dan lembaga yang berasosiasi dengan UNESCO serta tata kelola organisasi. Sidang tersebut juga dihadiri oleh Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri dan Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO di Paris. (p/ab)