Indonesia dan Jerman Perkuat Kolaborasi untuk Atasi Isu Iklim

By Abdi Satria


nusakini.com-​Jakarta-Pada 9-11 Mei 2022, Sekretaris Negara dan Utusan Khusus Jerman untuk Aksi Iklim Internasional Kementerian Luar Negeri Jerman, Jennifer Lee Morgan, melakukan kunjungan kerja ke Indonesia guna mengeksplorasi penguatan kerja sama bilateral maupun multilateral di bidang perlindungan iklim, khususnya transisi energi, dan peluang investasi di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT).

Dalam kesempatan pertemuan dengan Wamenlu RI Mahendra Siregar, dibahas beberapa hal diantaranya terkait kerja sama Transisi Energi dalam kerangka Sinergi G7-G20. Dalam kesempatan dimaksud, Wamenlu Mahendra sampaikan pentingnya untuk memastikan desain kerja sama yang baik dan terencana, sehingga dapat berkelanjutan dan menjawab dampak sosial yang ditimbulkan.

Pemerintah Jerman sedang menggiatkan upaya mengatasi isu perubahan iklim, termasuk melalui kerjasama dengan Indonesia. Disebutkan bahwa kendati dihadapkan pada ketidakpastian global, Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 tahun ini memegang peran strategis untuk mempertahankan objektifitas G-20, terutama dalam mengusung hubungan yang baik antara Utara-Selatan dan Selatan-Selatan, untuk mendorong pemulihan perekonomian global.

Saat ini isu krisis iklim merupakan prioritas utama bagi Pemerintah Jerman yang baru. Jerman telah menetapkan tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2045, meningkatkan bauran EBT hingga 80% pada tahun 2030, dan penghentian penggunaan batu bara pada 2030.

“Jerman dan Indonesia dapat mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kita siap untuk memimpin dalam mengatasi krisis iklim dan mempercepat transformasi energi bersih. Penguatan kolaborasi Pemerintah Indonesia dan Jerman, sebagai ketua G7 dan G20 tahun ini, akan mendorong komitmen global untuk tercapainya ambisi transisi energi," ucap State Secretary Morgan.

Dalam kesempatan pertemuan dengan Menko Maritim dan Investasi RI, Menko Luhut sampaikan “Untuk mendorong transisi energi dari energi fosil ke energi bersih, Indonesia akan menerbitkan Perpres tentang Energi Bersih Terbarukan". Sementara itu, dalam pertemuan terpisah, Menteri Keuangan menyatakan bahwa transisi energi harus memenuhi kriteria keadilan dan keterjangkauan. Dalam kaitan ini, Indonesia telah susun kerangka kebijakan untuk mengatur mekanisme transisi energi yang tepat sasaran.

Selama tiga hari lawatannya ke Indonesia, State Secretary Morgan melakukan serangkaian kunjungan kehormatan kepada pemangku kepentingan terkait isu iklim di Indonesia, yaitu Menko Maritim dan Investasi, Menteri Keuangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kepala Bappenas, Wakil Menteri Luar Negeri, dan Direktur Utama PLN.

Hubungan Diplomatik Indonesia dan Jerman diresmikan pada 1952. Sejak tahun 2012, Indonesia dan Jerman merupakan mitra strategis komprehensif yang bertekad untuk terus meningkatkan hubungan bilateral secara positif, konstruktif, dan saling menghormati kedaulatan masing-masing, sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Jakarta.

Tahun 2022 memiliki arti penting bagi kedua negara, yakni perayaan 70 tahun hubungan diplomatik dan 10 tahun pengesahan dokumen Kemitraan Komprehensif. Ke depan, kerja sama transisi energi Indonesia-Jerman dapat menjadi wadah peningkatan hubungan bilateral yang tidak hanya terbatas pada strategic alliance tapi juga mencakup peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi dengan semangat yang sama yakni memerangi perubahan iklim. (rls)