Implementasi Asta Protas Kemenag, Dirjen Pendidikan Islam Dukung "Ma'had Aly Go Internasional"

By Admin


nusakini.com, -- Kementerian Agama menggelar Webinar Tadarus Pesan Trend bertajuk "Ma'had Aly Go Internasional" yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Pendidikan Pesantren, Sabtu, (15/3/2025). Webinar ini membahas peran perguruan tinggi pesantren (Ma’had Aly) dalam menghadapi tantangan global.

Sesuai amanat UU Pesantren No. 18 Tahun 2019, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amin Suyitno, menegaskan bahwa Ma’had Aly memiliki peran strategis dalam pengembangan pendidikan tinggi berbasis pesantren. Menurutnya, penguatan kapasitas akademik dan intelektual mahasantri harus terus dioptimalkan agar dapat bersaing di tingkat global.

“Pesantren telah terbukti menjadi pusat pendidikan Islam yang melahirkan banyak ulama dan cendekiawan. Namun, untuk menjawab tantangan zaman, kita perlu terus memperkuat sistem pendidikan di Ma’had Aly, baik dari aspek kurikulum, metodologi pembelajaran, maupun pemanfaatan teknologi. Webinar semacam ini penting dilakukan untuk akselerasi Ma'had Aly mengglobal,” ujar Amin Suyitno.

Menurutnya, sistem pendidikan Ma’had Aly yang ada selama ini sudah bagus. Kitab-kitab berbahasa Arab karya ulama yang menjadi rujukan utama dalam pembelajaran menjadi salah satu keunggulan di Ma’had Aly.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama Farid F. Saenong menyatakan bahwa Kementerian Agama berkomitmen untuk mendorong internasionalisasi Ma’had Aly melalui berbagai program kolaboratif. Salah satu langkah yang akan terus diupayakan adalah memperluas kerja sama dengan universitas dan lembaga pendidikan Islam di luar negeri.

“Kita ingin melihat alumni Ma’had Aly tidak hanya mumpuni menjadi pemikir Islam, tetapi juga mampu memberikan kontribusi di tingkat global melalui kajian-kajian keislaman yang berbasis pada khazanah pesantren,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pesantren, Basnang Said menyampaikan bahwa program internasionalisasi Ma’had Aly ini bagian dari implementasi dari Asta Program Prioritas Menteri Agama tentang Pendidikan Unggul, Ramah dan Terintegrasi. Proses program ini telah dimulai sejak tahun 2023 dan 2024 melalui program Dana Abadi Pesantren kolaborasi dengan LPDP, sesuai mandat regulasi. Program ini juga bagian dari program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama. Oleh karena itu, para narasumber Webinar Ma’had Aly Go Internasional ini merupakan para alumni penerima beasiswa non degree tersebut.

“Kita berharap dengan para narasumber yang sudah berkelana di beberapa negara di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah ini, Ma’had Aly ke depan akan lebih mengglobal dengan tetap mempertahankan kekhasan pesantrennya. Isu-isu global seperti ekoteologi yang juga Asta Protas Menag, perlu menjadi entri point dari Ma'had Aly,” jelasnya.

Lima alumni menjadi narasumber dalam webinar ini. Mereka adalah Abi Zahrul Mubarak (Ma’had Aly MUDI MESRA Aceh), Ahmad Ubed Hasbillah (Ma’had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang), Muhammadun Aslam (Ma’had Aly Darussalam Blokagung Banyuwangi), Suswandi (Ma’had Aly As’adiyah Sulawesi Selatan), dan Kholil Abdul Jalil (Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo). Adapun moderator kegiatan ini, Mahrus eL-Mawa, Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly sekaligus juga pernah menjadi Koordinator Program dari Dana Abadi Pesantren (2023-2024).

Mereka membagikan pengalaman selama menimba ilmu di Darul Ifta Mesir, Ma’had Makhtutot Mesir, Universitas Qarawiyyin Maroko, Universitas Coventry UK London, hingga American Islamic College Chicago USA. Setiap narasumber merasa program non degree ini, sekalipun terbatas waktunya, karena hanya sebulan, dua bulan, dan maksimal tiga bulan, tetapi memberi kontribusi pada Ma’had Aly, dan dapat membuktikan bahwa Ma’had Aly juga mampu beradaptasi secara internasional, global, terutama kajian setiap takhasusnya.

Suswandi, alumni Santri International Fellowship di UK London, mengaku mendapat banyak pengalaman yang berbeda selama belajar di Inggris.

“Saya kira program beasiswa non degree untuk mahasantri Ma’had Aly di luar negeri adalah salah satu cara yang tepat untuk menjadikan Ma’had Aly go internasional. Kita diajak ke Cambridge University, Parlementary, sehingga ilmu yang diperoleh selama di Ma’had Aly dapat dikontekstualisasikan,” tandasnya. (*)