IKM di Ceper Dikembangkan Jadi Sektor Unggulan Pengecoran Logam

By Admin

nusakini.com--Kementerian Perindustrian bertekad mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah agar lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar yang luas. Hal ini sesuai rencana kerja tahun 2017 yang menetapkanIKM logam Ceper sebagai salah satu sentra yang diprioritaskan dalam pembinaannya, selain IKM logam di Tegal dan Pekalongan. 

“Kami akan menjalankan program dan kebijakan strategis serta menggandeng pihak terkait sehingga IKM logam Ceper dapat meraih mimpinya menjadi industri unggulan di bidang pengecoran logam,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pada Focus Group Discussion dengan tema Sinergi Membangun IKM Ceperdi Klaten, Jawa Tengah, kemarin.

Perlu diketahui, saat ini terdapat 300 unit usaha di sentra IKM logam Ceper dengan kemampuan produksi sebesar 3.000 ton per bulan dan serapan tenaga kerja mencapai 3.200 orang. “Dengan potensi tersebut, eksistensi mereka harus tetap dijaga dan terus didukung sehingga dapat lebih berkembang,” tegas Gati. 

Untuk peningkatan daya saing produk IKM logam Ceper, salah satu kegiatan yang difokuskan pada tahun depan adalah pemenuhan standar melalui sertifikasi SNI dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pembuatan blokrem komposit. “Karena selama ini mereka telah menjadi bagian dari pengembangan industri kereta api nasional melalui penyediaan berbagai komponen seperti blok rem,” ungkapnya. 

Sejak tahun 1990-an, PTIndustri Kereta Api (INKA) dan PTKereta Api Indonesia (KAI) telah bermitra dengan Koperasi Batur Jaya yang menaungi sebanyak 165 IKM logamCeper untuk menyalurkan produk komponen kereta api. Selain itu,sekitar enamIKMlainnya berhasil menembus pasar secara mandiri untukmemasok langsung kebutuhan komponen PT.INKA. 

“Omset yang berputar pada tahun 2015 mencapai Rp 22,5 miliar dan diharapkan dengan kerjasama yang semakin sinergis dengan kedua BUMN tersebut, omsetnya makin meningkat dari tahun ketahun,” tutur Gati. Kedepan, tidak hanya memasok komponen ke INKA dan KAI, IKM logam Ceper juga ditargetkandapat bersinergi dengan industri lain untuk meraih pasar potensial yang lebih besar. 

Terlebih lagi, pemerintah tengah konsentrasi dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan jalur kereta api. Hal ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, di mana salah satu pembangunan yang segera dilaksanakan oleh pemerintah adalah 19 proyek infrastruktur sarana dan prasarana kereta api di berbagai daerah di Indonesia. 

Proyek tersebut, diantaranya pembangunan jalurkereta api Makassar-Parepare, Prabumulih - Kertapati, Kertapati-Simpang-Tanjung Api-Api,Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, Purukcahu-Bangkuang, dan double track Jawa Selatan. Selain itu, pemerintah juga sedang membangun lebih dari 47 ruas tol. “Tentunya hal ini membutuhkan berbagai sarana pendukung yang dapat diproduksi oleh IKM kita seperti IKM logam Ceper,” ujar Gati. 

Sementara itu, Wakil Direktur PT KAI Insan Kesuma menyampaikan, IKM logam Ceper perlu didorong melakukan diversifikasi produk dengan membuat blok rem kereta berbahan komposit untuk dapat memenuhi kebutuhan PT KAI dan PT INKA. “Saat ini, PT KAI menggunakan blok rem komposit impor karena dinilai lebih efisien dibandingkan blok rem metalik seperti yang diproduksi IKM Ceper,” ujarnya. 

Menurut Gati, penguatan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan dapat membantu proses pembinaan bagi IKM di Indonesia jadi lebih terarah dan program yang diagendakanterimplementasi dengan baik sehingga membawa dampak positif secara langsung bagi pelaku usaha.

“Untuk itu, melalui FGD ini, kami juga mengharapkan agar perusahaan BUMN maupun swasta dapat berpartisipasi melakukan pembinaan terhadap IKM kita seperti IKM logam Ceper melalui bantuan permodalan dari dana CSR maupun memberikan kesempatan kepada IKM sebagai bagian atau supporting perusahaan,” papar Gati. 

FGD yang diselenggarakan Kemenperin ini melibatkan stakeholders dari Dinas Perindustrian Kabupaten Klaten, PT. INKA, PT. KAI, IKM logam Ceper, Balai Besar Logam Mesin (BBLM), Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), serta Universitas Gajah Mada (UGM) 

Untuk mendorong peningkatan daya saing IKM, menurut Gati, diperlukan juga dukungan lembaga penelitian dan pengembangan dari perguruan tinggi sebagai center of excellence. “Direktorat Jenderal IKM Kemenperin telah melaksanakan berbagai program seperti bimbingan teknis, pendampingan tenaga ahli, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta fasilitasi promosi dan pameran," sebutnya. 

Kemenperin juga sedang mengembangkan program e-smart IKM, dengan harapan IKM dalam negeri dapat meningkatkan akses pasar melalui market place yang ada. “Tentunya itu tidaklah cukup tanpa keinginan yang kuat dari para pelaku IKM kita untuk maju. Apalagi, era globalisasi mewajibkan, bahkan memaksa kita untuk dapat bersaing dengan industri di dalam dan luar negeri,” pungkasnya. (p/ab)