Hari Ke-2 di Korea, Jokowi Perkuat Bisnis Lotte dan POSCO

By Admin


nusakini.com - Senin, 16 Mei 2016, Presiden Joko Widodo melanjutkan agenda kunjungannya dengan melakukan "One on One Business Meeting", di Ruang Athena Garden, Hotel Lotte, Korea Selatan, menghasilkan penguatan bisnis :

1. Penguatan Bisnis Lotte Group 

Dalam keterangan pers usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Lotte Group berkeinginan untuk meningkatkan impor dari Indonesia terutama terkait dengan komoditi buah-buahan segar. 

"Dua jenis buah yang diminati Lotte adalah pisang dan mangga. Masih ada hambatan di sini, oleh karena itu saat bertemu dengan Presiden Park, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan soal hambatan ini sehingga di masa yang akan datang ekspor produk buah-buahan ke Republik Korea semaki besar," jelas Retno. 

Selanjutnya, terkait dengan rencana ekspansi Lotte Chemical, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan, bahwa hal-hal teknis terkait dengan rencana ekspansi tersebut akan diselesaikan sebelum Agustus yang akan datang. 

"Ada beberapa hal teknis yang selama ini tidak atau belum selesai dalam rencana perluasan dari Lotte Chemical. Itu sudah ada investasi dan sekarang akan penambahan sekitar USD 4 miliar. Dapat dipastikan sebelum Agustus, yang terkait dengan hal-hal teknis akan bisa difasilitasi sehingga bisa mulai dibangun," tambah Franky. 

Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, yang turut mendampingi Presiden menambahkan, bahwa Lotte Group juga akan melakukan investasi di bisnis bioskop dan taman hiburan. Lotee juga menyampaikan keinginannya untuk menerbitkan kartu kredit di Indonesia. 

2. Penguatan Bisnis POSCO 

Usai pertemuan dengan CEO POSCO, Menlu mengatakan bahwa POSCO dan Krakatau Steel sudah melakukan kerjasama yang cukup lama. 

"Dalam pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia terutama adalah untuk membahas kerjasama dalam rangka memproduksi 10 juta ton baja cluster dan roadmap sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Dan pada tanggal 12 Mei kemarin Memorandum of Agreement (MOA) juga sudah ditandatangani," ujar Menlu. 

Oleh karena itu, lanjut Menlu, intinya kerjasama dengan Krakatau dan POSCO adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor baja. 

"Karena lebih dari 50% baja sejauh ini masih diimpor dan kalau kita masih terus tergantung pada baja impor maka ini akan mengganggu proses atau akselerasi industrialisasi Indonesia," ucap Menlu.(if/mk)