Hari Ibu, Menaker Hanif Kenang Masa Lalunya Sebagai Anak TKW

By Admin

nusakini.com--Hari ini, tanggal 22 Desember 2016, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ibu. Pada hari istimewa ini, orang-orang berlomba memberikan ucapan dan ungkapan cinta pada ibundanya bahkan tak sedikit pula yang mengenang sosok ibunya. 

Peringatan Hari Ibu di Indonesia sesungguhnya mengandung makna yang lebih agung dari sekedar romantisme perayaan belaka. Hari Ibu bukan hanya diperuntukkan bagi para ibu dalam arti harfiah saja, melainkan juga untuk seluruh perempuan Indonesia. 

Tak terkecuali para pejabat di jajaran Menteri Kabinet Kerja. Sosok Ibu dianggap yang terpenting dalam meniti karier hingga menjadi seorang Menteri. Salah satunya adalah bagi Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri. 

Pria kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 ini memiliki keterikatan emosi dengan sosok sang Ibu dengan jabatannya saat ini. Menurutnya, jabatan sebagai Menteri Ketenagakerjaan yang ia emban ibarat keajaiban karena sebelumnya ia berasal dari keluarga yang sederhana. Bahkan, sang Ibu pun pernah menjadi tenaga kerja di luar negeri. 

"Kalau tentang Ibu, Ibu saya itu pernah jadi TKI. Jadi saya juga berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Bahkan, tidak mudah untuk mencari uang untuk biaya sekolah," kenang Hanif, saat ngobrol santai dengan Tim Humas Kementerian Ketenagkerjaan, Kamis, (22/12).  

Saat ditunjuk sebagai MenteriKetenagkerjaan, Ibu Hanif pun terharu dan tak menyangka bahwa putranya mampu untuk menjadi pejabat tinggi di Indonesia. Padahal, dahulunya sang Ibu rela menjadi TKI demi membiayai kebutuhan hidup keluarga. 

"Pas saya ditunjuk jadi Menteri, Ibu saya itu terharu. Pesannya pokoknya bekerja dengan jujur," imbuhnya. 

Pesan ini pun selalu dia ingat ketika menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan . Bahkan, ikatan emosional masih terdapat pada diri Hanif pada saat ia mengurusi TKI pada berbagai kesempatan. 

"(Ikatan emosional) itu ada. Tapi yang penting saya bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya. 

Sebelumnya, Hanif juga sempat bercerita bahwa Ibunya pernah menjadi TKI selama 6 tahun di Arab Saudi. Hanif pun juga memiliki pengalaman ketika salah satu anggota keluarganya sulit ditemui pada saat di tempat penampungan tenaga kerja. (p/ab)