Hadir Diskusi di UNJ , Mendagri Sebut Kebhinekaan adalah Kekuatan Bangsa

By Admin

nusakini.com-- Dihadapan para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo memberikan arahan mengenai pentingnya kebhinekaan Indonesia, pagi ini, bertempat di Aula Latief Hadiningrat, Jakarta, Senin (19/12). 

Diskusi yang diadakan oleh UNJ ini bertemakan Merangkai Indonesia Dalam Kebhinekaan yang dimulai dari pukul 09.00 WIB. 

Mendagri mengungkapkan bahwa, selama 71 tahun Indonesia merdeka, masalah kebangsaan dan juga kebhinekaan tidak seharusnya menjadi permasalahan. Mendagri menilai bahwa kebhinekaan merupakan suatu kekuatan untuk Indonesia. 

"Yang namanya pancasila dan kebhinekaan adalah harga mati, setelah 71 tahun merdeka, masalah kebhinekaan tidak seharusnya dipermasalahkan," ungkap Tjahjo. 

Pemerintah menurut Tjahjo saat ini, telah merangkai dan menjabarkan permasalahan untuk diselesaikan dengan baik. 

Oleh karenanya, Kemendagri sebagai poros pemerintahan terus berupaya untuk mempercepat pembangunan-pembangunan yang ada di daerah. 

Mendagri juga mengatakan bahwa merangkai Indonesia adalah sebuah kebhinekaan.

Dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan, harus adanya satu komando. 

"Pemimpin daerah itu bukan hanya gubernur, tetapi disana ada tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, maka setiap pengambilan keputusan hukumnya wajib koordinasi satu sama lain," imbau Tjahjo. 

Mendagri mengakui bahwa saat ini di bagian tokoh agama, tokoh adat ,dan tokoh masyarakat sudah membangun kesejukan dengan cara berdialog. 

Maka dari itu, disini lah peran mahasiswa harus siap beradaptasi dan berkomunikasi dengan semua elemen masyarakat. 

"Sebagai mahasiswa, nantinya setelah lulus harus membangun komunikasi serta beradaptasi dengan semua lapisan masyarakat," ajak Mendagri. 

Disamping itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian masalah eksternal juga menjadi penting untuk dicermati dalam mempengaruhi politik dalam negeri."Masalah kebangsaan adalah masalah yang dinamis, faktor politik internasional juga dapat mempengaruhi dinamika bangsa Indonesia," ungkap Tito. 

Tito juga menyampaikan bahwa jika demokrasi ini terlalu bebas, akan ada sebuah ancaman bagi bangsa Indonesia. 

"Ini yang menjadi kekhawatiran, dengan adanya ruang demokratisasi yang sangat bebas maka akan muncul premodialisme, atau jati diri pada suatu agama, golongan, ras, maupun suku," tambah Tito. 

Sementara itu, Rektor UNJ Prof. Dr. Djaali mengapreasiasi kehadiran Mendagri dan Kapolri. Menurut dia, kebhinekaan menuntut metodologi kepemimpinan yang tepat dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

"Kebhinekaan ini tentu menuntut metodologi kepemimpinan dalam nenciptakan kondisi yang kondusif dan ini menjadi suatu tantangan untuk memperoleh kompetensi paripurna," tutup Rektor.(p/ab)