Hadapi Pandemi Covid-19, Bangun Solidaritas Antar Umat Beragama dalam Salurkan Bantuan

By Admin


nusakini.com - Jakarta, Kesulitan ekonomi akibat pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19), mengharuskan masyarakat mampu membantu yang tidak mampu. Untuk itu, seluruh masyarakat Indonesia, dengan tidak melihat perbedaan latar belakang agama dan suku, diharapkan dapat menunjukan solidaritas dan gotong royong antar umat beragama dalam menyalurkan bantuan.

"Dalam ibarat kitabnya disebut min muslimin au dzimiyyin au musta’man [baik muslim, nonmuslim, atau yang perlu dibantu] dan itu wajib hukumnya membantu orang kelaparan itu. Jadi, solidaritas ini ketika dalam suasana lebaran, kekurangan makan, itu tidak lagi sudah melihat apakah dia agamanya apa, sukunya apa," tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika mengisi acara Jendela Ramadan Indonesia melalui teleconference yang ditayangkan di NET TV, Jumat (8/05/2020).

Namun, Wapres mencermati, masih banyak masyarakat yang tidak peka dalam hal membantu mereka yang membutuhkan. Untuk itu, ia mengimbau, perlu diperbanyak organisator pengumpulan dana yang dapat menyalurkan bantuan, baik infak maupun sedekah, bagi mereka yang membutuhkan dan kelompok masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, infak merupakan harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum, sedangkan sedekah ialah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. 

Wapres pun menjelaskan bahwa dalam implementasinya saat ini, penyerahan bantuan tersebut dapat disampaikan kapan saja dan tidak harus menunggu waktu tertentu.

“Memang ada bansos [bantuan sosial] dari pemerintah pusat, ada dari pemerintah daerah, tapi itu saya kira masih tidak cukup. Karena itu dibantu oleh zakat, baik zakat mal [zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki], maupun zakat fitrah [zakat yang dilakukan pada bulan Ramadan] yang dikeluarkan waktu lebaran bisa dimajukan,” tuturnya.

“Tapi ada lagi yang lebih fleksibel lagi, infak namanya itu, derma. Ini yang justru diperintahkan oleh agama selain zakat ada namanya infak. Infak itu hak, haknya orang miskin yang harus dikeluarkan oleh orang kaya selain zakat. Apalagi ketika mereka orang suasana membutuhkan,” pungkas Wapres.

Pada wawancara yang berlangsung kurang lebih dua puluh menit tersebut, Wapres juga menjawab beberapa pertanyaan seputar pelaksanaan ibadah puasa dalam masa pandemi Covid-19, di antaranya pelaksanaan ibadah dari rumah, larangan mudik, dan aktivitas sehari-hari Wapres selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai informasi, acara Jendela Ramadan Indonesia ini adalah sebuah program acara sahur yang ditayangkan oleh NET TV selama bulan Ramadan. Acara ini berisikan talkshow, musik religi, komedi, serta tausiah Ramadan di setiap episodenya dan dibawakan oleh pemandu acara Deddy Corbuzier. (IO/NN/SK-KIP, Setwapres).