nusakini.com-Makassar-Bagi anak-anak yang tinggal di pulau-pulau terluar Kota Makassar memunculkan cerita tersendiri. Demikian juga dengan tenaga pengajarnya. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Tetapi ini tidak mengurangi semangat mereka untuk menuntut ilmu. 

Gambaran semangat dan bahagia inilah yang bisa ditemui di wajah-wajah mereka di sekolah Jantung Inspirasi, Pulau Lanjukang, Makassar.

Pulau dengan 15 kepala keluarga dan sekolah ini memiliki 13 siswa SD. Sekolah yang beratapkan seng, berdinding kayu dan berlantai semen ini baru telah diperbaiki. Sebelumnya, kondisinya sangat tidak representatif. Berbagai organisasi masyarakat juga banyak yang membantu.

Walaupun tidak memiliki pendingin udara. Dengan dinding setengah terbuka, suasana cukup terasa sejuk dengan hembusan angin laut.

Anak-anak masing-masing memegang buku bacaan membaca dan juga mengeja materi yang diberikan oleh dua orang guru yang merupakan bagian dari Guru Pejuang Pelosok. Dua guru yang merupakan warga lokal yang diminta untuk mengajar.

"Kalau kita sekarang, penduduk asli sini?" tanya Gubernur Sulsel yang datang berkunjung di tengah jam belajar siswa.

• Tujuh Panitia Diksar Diperiksa, Terungkap Dalam Proposal Jalur Kegiatan Adalah Jeneponto, Takalar dan Gowa
• Bersama Dinas Metrologi Kabupaten Takalar, Pertamina Patra Niaga Gelar Uji Tera
• Menag Yaqut Lantik Muh. Tonang Sebagai Kakanwil Kemenag Sulsel bersama 8 Pejabat Eselon ll
• Pertamina Sulawesi Tambah Pasokan LPG 3 Kg di Momen Ramadhan 1445 H
• M. Gazali, Sosok Pahlawan Maros-Camba yang Terlupakan

Ia kemudian ikut mengajar anak-anak langsung membaca bersama. Ia mengaku senang karena mereka sudah dapat membaca dan menulis dengan baik.

Selanjutnya, Nurdin berdialog dengan guru dan ketua RT untuk mengetahui kendala yang ada. Seperti buku tulis, hanya satu untuk semua mata pelajaran.

"Insyaallah, hari ini kita kirim ke sini buku dan alat-alat tulis," sebutnya.

M Ilham mengatakan, semangat anak-anak pulau untuk belajar begitu besar. Sehingga ia tetap mengajar hingga hari sabtu.

"Setelah melihat anak-anak memberikan pelajaran ini 1 Oktober lalu, sampai sekarang ini. Kemarin-kemarin hanya belajar 2-3 hari satu minggu. Kita lihat ini setiap hari reguler, karena minat belajar yang tinggi," ucapnya.

Ia sendiri dan guru lainnya, Hada telah mengajar sebulan lebih. Mengantikan Guru Pejuang Pelosok lainnya yang telah mengajar selama tiga bulan. Hada adalah warga asli Lanjukang, Ilham sendiri tinggal di pulau lainnya dan pulang setiap hari Minggu.

Ia berjuang mengajar, karena baginya bahwa anak-anak pulau harus bisa mendapatkan hak yang sama dengan mereka yang berada di daratan utama. 

Ada pun usia anak yang diajar mulai dari kelas 1 hingga enam, dari 7 hingga 14 tahun.

"Anak-anak di sini harus dapat yang sama dengan yang di kota maupun pulau-pulau lain. Artinya, membutuhkan pendidikan, saya bersama Ibu Hada melanjutkan perjuangan ini," ucapnya.(rah/ab)