Grand Sheikh Azhar Setuju Usulan Menag Soal Pendalaman Bahasa di Indonesia

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengadakan pertemuan dengan Grand Sheikh Al Azhar Ahmad Al-Thayyeb. Dalam kesempatan itu, Menag mengusulkan agar kelas persiapan bahasa bagi calon mahasiswa dari Indonesia bisa dipindah ke Tanah Air, tidak lagi dilakukan di Mesir. 

Usulan Menag ini didasarkan dari adanya keluhan para mahasiswa tentang keharusan mengikuti kelas persiapan bahasa di Al-Azhar, Kairo. Hal itu, menurutnya memberatkan dari segi bahasa dan tidak efisien dari sisi waktu. 

"Saya mengusulkan agar seleksi dan kelas persiapan bahasa bisa dilakukan di Indonesia sehingga waktu mahasiswa efektif untuk belajar di kampus Al-Azhar," usul Menag saat bertemu Grand Sheikh di area komplek Darrasah Al-Azhar University, Senin (25/7). 

Sheikh Ahmad Al-Thayyeb merespon baik usulan Menteri Agama Lukman. Secara teknis, tokoh Mesir yang Februari lalu sempat berkunjung ke Indonesia ini menawarkan dua skema. Alternatif pertama, Kementerian Agama memilih alumni Al-Azhar terbaik untuk mengajar kelas persiapan bahasa di Indonesia. Alternatif kedua, Kementerian Agama mengirim sejumlah guru yang akan dilatih oleh Al-Azhar, dan selanjutnya mereka yang akan menjadi pengajar di kelas bahasa sesuai standar yang ditetapkan. 

"Saya berharap ini bisa segera direalisasikan jelang tahun ajaran baru 2016/2017," tegas Sheikh Al-Thayyib. 

Menag menyambut baik respon Grand Sheikh dan akan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menindaklanjutinya. Secara khusus, Menag Lukman juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Al-Azhar yang secara rutin mengirimkan tenaga pengajar dan dai ke berbagai pesantren, madrasah dan perguruan tinggi yang mengajarkan Bahasa Arab dan paham Islam moderat di Indonesia. 

"Saya berharap pengiriman guru dan dai tersebut juga dapat mendukung pusat pelatihan bahasa yang akan dibuka di Indonesia sesuai kompetensinya," tuturnya. 

Pertemuan antara Menag dan Grand Sheikh berlangsung dalam suasana yang hangat. Ikut mendampingi Menag, Dubes RI di Mesir Helmi Fauzi, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Pgs. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Muchlis M Hanafi, Sekretaris Menteri Khoirul Huda Basyir. 

Di akhir pertemuan, Menag menyampaikan kesan mendalam terhadap pernyataan Grand Sheikh saat berkunjung ke Indonesia, tentang pentingnya persatuan umat dan bahwa perbedaan tidak sepatutnya menjadi sebab perpecahan. Akan hal ini, Ahmad Al-Thayyeb kembali menegaskan bahwa Al-Azhar memiliki komitmen dan misi besar untuk memperkokoh persatuan umat dan mewujudkan perdamaian dunia. 

Saat ini terdapat sekitar 3.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar, umumnya mengambil jurusan keagamaan. Pada tahun ini, lebih dari 700 calon mahasiswa baru akan belajar di Al-Azhar. Sebagian dari mereka mendapat beasiswa dari Kementerian Agama, Lembaga Al-Azhar, Kementerian Wakaf Mesir, dan Rumah Zakat Kuwait.(p/ab)