G20 Empower dan Women20 Dimulai,Menteri PPPA Ajak Seluruh Pihak Dorong Potensi Perempuan Pulihkan Ekonomi

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Yogyakarta--Bertepatan dengan puncak Peringatan Hari Ibu ke-93 hari ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) turut melaksanakan Kick-Off Ceremonial G20 Empower dan Women20 (W20) secara virtual. Pada acara ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menegaskan perempuan mempunyai potensi sangat besar dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa, sehingga kesempatan dan potensi tersebut harus diperluas dan didukung oleh semua pihak melalui kerjasama di tingkat global yaitu G20.

“Keterlibatan peran perempuan dan kelompok marjinal menjadi perhatian utama dalam kepemimpinan Indonesia dalam G20. Kami percaya melalui kerjasama global ini, tantangan yang dihadapi perempuan terutama dalam menghadapi dampak di masa pemulihan pasca Covid-19, dapat terfasilitasi melalui kolaborasi antara banyak pihak, yakni Pemerintah, Pemerintah Daerah, sektor swasta, lembaga internasional, CSO akademisi, dan stakeholders lainnya,” ungkap Menteri Bintang dalam Kick-Off Ceremonial G20 Empower dan Women20 (W20) yang dilaksanakan secara vitual.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyampaikan bahwa untuk mencapai dampak nyata dalam pemberdayaan perempuan, diperlukan perubahan pola pikir. Ini merupakan langkah awal yang harus didorong, melalui penciptaan lingkungan yang mendukung dan memberikan kesempatan setara bagi perempuan untuk berkontribusi. “Keketuaan Indonesia di G20 membawa semangat inklusivitas. Pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak, akan menjadi fokus utama bagi Indonesia di G20,”

Pandemi Covid-19 memberikan dampak cukup signifikan terhadap perempuan. Berdasarkan laporan UN Women menunjukkan bahwa perempuan yang sebagian besar memiliki pendapatan yang bergantung pada bisnis keluarga, mengalami penurunan pemasukan secara signifikan hingga 82 persen. Selain itu, selama pandemic perempuan juga mengalami beban lebih berat dalam isu domestik dan pengasuhan tidak berbayar (unpaid care). Meningkatnya permasalahan domestik dan beban pekerjaan ini dialami baik perempuan maupun laki-laki, dimana 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki terjerat pada pekerjaan domestik tanpa upah.

Menindaklanjuti persoalan tersebut, melalui forum G20 yang sejalan dengan tema Presidensi Indonesia ‘Recover Stronger Recover Together’, Menteri Bintang berharap agenda terkait penguatan peran perempuan terutama selama proses pemulihan Covid-19 dapat didiskusikan lebih mendalam, sehingga turut memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi dan kebijakan global, yang sejalan dengan ‘Brisbane Goals’ maupun kebijakan nasional.

Pada G20 terdapat 2 (dua) kelompok khusus yang mendiskusikan penguatan posisi dan isu kesetaraan bagi perempuan, yakni G20 Empower yang terdiri dari aliansi pemerintah dan swasta, serta Women20 yang merupakan engagement group. Indonesia telah menentukan agenda atau tema kerja yang akan dibahas dalam masing-masing kelompok tersebut.

Adapun 3 (tiga) tema penting yang diangkat dalam G20 Empower, yakni akuntabilitas terhadap Key Performance Indicators (KPI) dari perusahaan untuk mendorong kepemimpinan dan penguatan posisi perusahaan di dunia kerja; upaya pihak swasta dan Pemerintah untuk terus mendorong dan mendukung peran perempuan dalam SME (Small Medium Enterprises) sebagai penggerak ekonomi; dan membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.

Sementara itu, W20 Indonesia akan mengangkat empat agenda. Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian. Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan. Keempat, tanggapan kesehatan yang setara gender.

Menteri Bintang menyampaikan banyaknya tantangan yang cukup kompleks akan dihadapi perempuan di masa mendatang. “Dengan terus berkembangnya teknologi 4.0, maka sangat penting memberi kesempatan yang setara bagi perempuan dalam dunia usaha dan dunia kerja. Hal ini perlu diperhatikan dan dicarikan solusi, demi perbaikan kualitas dan kapasitas perempuan ke depan,” tambah Menteri Bintang.

Lebih lanjut, Menteri Bintang berharap melalui forum-forum G20 yang membahas upaya peningkatan partisipasi dan peran perempuan dalam masyarakat global dan lokal ini, isu pemberdayaan perempuan dapat terus diperbaiki, guna meningkatkan dan memperkuat posisi tawar perempuan dalam masyarakat. Kemen PPPA juga akan melanjutkan inisasi negara Italia dan berkomitmen untuk melaksanakan Ministerial Meeting on Women’s Empowerment pada Presidensi Indonesia 2022 di Bali.

“Saya percaya, Presidensi Indonesia dalam G20 ini dapat terus mendorong terciptanya aksi-aksi nyata melalui pengembangan rekomendasi, kebijakan, maupun sharing pengalaman baik dengan kolaborasi dan menggalang kekuatan bersama untuk terus mendukung kesetaraan dan mendorong posisi strategis perempuan,” tutur Menteri Bintang.

Pada Kick-off meeting ini sekaligus meresmikan Chair dan Co-Chair Women20 Indonesia yakni Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Hadriani Uli Silalahi dan Presiden Direktur and CEO XL Axiata, Dian Siswarini. Selain itu, Chair dan Co-Chair G20 Empower yaitu Direktur and Chief Strategic Transformation and Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya,  Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih, dan Asisten Deputi Bidang Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kemen PPPA, Eko Novi Ariyanti sebagai perwakilan pemerintah dalam G20 Empower.

Presidensi G20 Indonesia telah dimulai pada 1 Desember 2021. Untuk itu, Kemen PPPA sebagai mother ministry dari aliansi G20 Empower dan engagement group Women20, terlibat aktif dalam implementasi G20.  Pada acara seremonial ini, delegasi Indonesia akan menyampaikan agenda prioritas yang menjadi fokus dalam Presidensi G20 Indonesia. Selain itu, diharapkan para anggota G20, delegasi negara-negara undangan, CSO, dan organisasi Internasional terkait dapat membahas dan merumuskan inisiatif konkret, sehingga menghasilkan aksi-aksi konkret yang responsif terhadap tantangan global. 

Selama 2021, G20 Empower telah menggelar beberapa rangkaian kegiatan secara nasional, yakni melaksanakan series webinar untuk mempromosikan pentingnya peran perempuan dalam dunia usaha dan dunia kerja; dan merekrut sekitar 50 advocates G20 Empower yang merupakan CEO/Senior Directors dari perusahaan-perusahaan di Indonesia. Para advocates G20 Empower tersebut diharapkan dapat menyuarakan dan mengembangkan program, sistem, dan kebijakan terkait kesetaraan dan kesempatan bagi perempuan di perusahaannya, serta dapat berkontribusi secara lebih luas dalam komunitas dan masyarakat.

W20 Indonesia bekerja sama dengan International Knowledge Partners, badan PBB, organisasi masyarakat sipil, akademisi, badan pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya. Tahun 2022, beberapa side event hybrid W20 akan berlangsung di sejumlah kota di Indonesia, seperti Batu, Likupang, Banjarmasin, dan Manokwari. Dengan menunjukkan upaya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai tempat di Indonesia, Grand W20 Summit akan berlangsung pada 27 hingga 29 Juli 2022 di Danau Toba, Sumatera Utara.(rilis)