Expo 2020 Dubai: Pengalaman Berbahasa di Paviliun Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Dubai-Kehadiran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di paviliun Indonesia pada Expo 2020 Dubai disambut hangat oleh pengunjung. Penampilan musik dan tari tradisional yang dikemas dalam nuansa modern menjadi daya tarik pengunjung mampir di paviliun Indonesia. Tetapi ada daya tarik lain yang membuat pengunjung ingin mampir ke “rumah” Indonesia ini, yaitu rasa penasaran untuk belajar bahasa Indonesia.

Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (KKLP UKBI), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Atikah Solihah, yang hadir langsung melayani antusiasme pengunjung paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, menceritakan ada berbagai alasan ketertarikan yang memotivasi kedatangan pengunjung. Pengunjung yang beragam, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga profesional, silih berganti masuk ke paviliun dan berdiskusi tentang bahasa Indonesia.

“Ada yang sudah bisa berbahasa Indonesia dan ingin menjajal kemampuannya, ada yang sudah tahu tetapi belum pernah mendengar secara langsung, dan ada yang sama sekali belum pernah mendengar tetapi ingin tahu,” ujar Atikah, saat ditanya pengalamannya di Expo 2020 Dubai, Selasa (14/12).

Atikah mengaku, selama di expo, dia dan timnya mendapatkan banyak pengalaman dan cerita bagaimana pengunjung mengenal bahasa Indonesia. Ada yang kenal dari produk makanan, ada yang mengenal dari daerah wisata Bali, ada pula yang mendengar dari asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka. “Ada yang tahu Indonesia itu dari mi instan Indonesia, bahkan mereka dijatah untuk makan mi tersebut ada yang sampai dua kali dalam satu minggu,” ujarnya.

Dari pengalamannya di Expo 2020 Dubai ini, Atikah melihat peluang besar untuk mewujudkan misi menginternasionalkan Bahasa Indonesia pada 2045, salah satunya lewat Persatuan Emirat Arab (PEA). Di negara ini, kata Atikah, sedikitnya ada tujuh kewarganegaraan yang tinggal dan mencari nafkah. Bahkan, 70 persen penduduk PEA adalah pendatang.

“Langkah penyebarluasan bahasa Indonesia di Dubai memiliki arti penting, karena multietnis di Dubai sangat kental. Ketika menyasar (penyebarluasan di) Dubai, bisa menyasar banyak negara. Jadi sasarannya bukan penduduk asli Dubai, tetapi satu negara ini,” tuturnya.

Keragaman etnis di Dubai tercermin dari kehadiran pengunjung di paviliun Indonesia. Atikah mengatakan, jika ada rombongan pelajar, mahasiswa, ataupun profesional, biasanya berasal dari etnis yang berbeda, yang bisa berasal dari satu lingkungan tempat tinggal, sekolah, ataupun pertemanan. “Misal ada tiga orang yang berkunjung, saat ditanya mereka menjawab berbeda. Ada yang dari Pakistan, Dubai, dan India,” jelasnya.

Upaya penyebarluasan bahasa Indonesia selama ini dilakukan melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang berada di 47 negara, termasuk di PEA. Ke depan, lanjut Atikah, dari Expo 2020 Dubai ini ada beberapa hal yang bisa ditarik untuk direkomendasikan terkait penyebarluasan bahasa Indonesia. Pertama, bahwa anak-anak atau pelajar merupakan pasar strategis untuk mengenalkan bahasa Indonesia. Kemampuan anak-anak dalam menyerap informasi dan percaya diri untuk belajar bahasa baru.

“Pelajar itu melafalkan sesuatu tanpa ragu-ragu. Kalau diminta mengucapkan “apa kabar”, misalnya, mereka spontan saja mengikuti,” kata Atikah.

Kedua, melalui kuliner. Atikah melihat pengaruh makanan cukup besar dan efektif dalam penyebarluasan Bahasa Indonesia. Apalagi sudah ada contoh bahwa mi instan Indonesia diterima dengan baik di negara ini. Ketiga, yang tidak kalah penting adalah melalui penguatan BIPA di 47 negara. Atikah mengatakan, jika selama ini program BIPA lebih banyak untuk kalangan profesional, ke depan, sasarannya bisa diperluas ke kalangan pelajar.

“Kalau melihat antusiasme pelajar sebenarnya mereka tertarik. Tinggal pintunya saja yang dibuka lebih lebar. Misalnya 1-2 kali di sekolah, atau mengirimkan video khusus ke sekolah-sekolah. Sasaran pelajar itu cukup menarik dan penting,” ujarnya.

Kemendikbudristek hadir di paviliun Indonesia sejak 10 s.d. 16 Desember 2021 atau pekan kesebelas pelaksanaan Expo 2020 Dubai. Selama sepekan ini, pengunjung dapat menikmati sajian musik dan tarian dari penampil asal Institut Seni dan Budaya (ISBI) Bandung, pengalaman belajar bahasa Indonesia, juga karya-karya inovasi yang ditampilkan lewat video yang dipasang di beberapa titik di paviliun. (rls)