Dukung Upsus SIWAB, Dirjen PKH Kementan dan Gubernur Sumbar Resmikan Ranch Sapi Potong

By Admin

Foto: Dokumentasi Kementan  

nusakini.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Drh. I Ketut Diarmita, MP bersama dengan Gubernur Sumatera Barat resmikan ranch peternakan sapi Bali yang dibangun terintegrasi dengan UPT Pembibitan Sapi di Air Runding menjadi pusat pengelolaan hewan ternak, sehingga Sumatera Barat memiliki dua ranch pembibitan sapi yakni di Padang Mangatas Kabupaten 50 Kota dan di Air Runding di Pasaman Barat. Hal tersebut disampaikan Dirjen PKH saat menghadiri acara peresmian Farm Peternakan di Air Runding Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (4/3/2017). 

Melansir situs Kementerian Pertanian, pertanian.go.id, dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno. M.Si Psy, Bupati Pasaman Barat beserta jajarannya, tokoh Masyarakat dan peternak ini Dirjen PKH mengatakan, program pengembangan sapi di Sumatera Barat sudah sangat sejalan dengan pembangunan peternakan nasional sesuai yang tertuang dalam nawacita Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut Dirjen PKH menyampaikan, salah satu kegiatan penting pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2017 adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi pada peningkatan populasi untuk mencapai swasembada protein hewani asal ternak. Peningkatan populasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan dari impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia.

“Untuk mensukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat”, kata Dirjen PKH.

I Ketut Diarmita menjelaskan, di tengah-tengah keterbatasan anggaran Pemerintah, maka pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat.

“Tuntutan atas capaian kinerja program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, utamanya produksi daging sapi/kerbau, semakin tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau di Indonesia yang saat ini sekitar 13,5 juta ekor adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di dalam negeri,” kata I Ketut Diarmita.

Kegiatan Upsus Siwab ada di 34 Provinsi di Indonesia. “Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kebuntingan 3 juta ekor sapi pada tahun 2017, sehingga suatu saat nanti Indonesia bisa mengekspor daging ke luar negeri sebab Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor daging”, ungkap I Ketut Diarmita.

Sejalan dengan hal tersebut Ditjen PKH kembali mengatakan, “Untuk itu, Upsus Siwab ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Saya berharap semua pihak baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan peternak bergerak semua ikut mensukseskannya,” himbaunya. Lebih lanjut disampaikan, khusus untuk Sumatera Barat target jumlah akseptor sebanyak 111.293 ekor dengan jumlah kebuntingan 75.659 ekor dan kelahiran diharapkan dapat menghasilkan tambahan anak sebanyak 61.300 ekor. Sedangkan untuk Kabupaten Pasaman Barat target akseptor 4.615 ekor dengan jumlah kebuntingan dan kelahiran diharapkan dapat menghasilkan tambahan anak sebanyak 3.091 ekor.

Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan salah satu bidang pertanian yang lebih banyak mengurusi komoditas yang bersifat demand driven, yang berarti komoditas tersebut akan terus dibutuhkan dan diminta oleh masyarakat, seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan populasi ternak sapi potong, I Ketut Diarmita menyampaikan, dilakukan melalui usaha budidaya dan usaha pembibitan. “Usaha budidaya selama ini telah dilakukan oleh peternak rakyat yang mencapai 98% (ST2013, BPS) dengan skala kepemilikan 2-4 ekor dan dilakukan secara semi intensif. “Pola usaha ini tentunya yang perlu ditingkatkan, baik skala usaha maupun dari sisi management usaha yang lebih baik agar dapat meningkatkan kesejahteraan peternak” jelas I Ketut Diarmita.

"Peran swasta dan masyarakat sangat diharapkan dalam usaha pembibitan, namun kondisinya usaha pembibitan belum diminati oleh para investor mengingat perputaran modal (Return Of Invesment) cukup lama. Untuk itu pemerintah yang mengambil alih untuk melakukan usaha pembibitan," tambahnya.

Ditjen PKH saat ini mengelola 10 (sepuluh) UPT (Unit Pelaksana Teknis) Perbibitan, yaitu 3 UPT penghasil benih dan 7 UPT penghasil bibit yang hasilnya untuk disebarkan ke peternak dalam rangka meningkatkan kualitas produksi daging sapi potong. Selain UPT milik Pusat, juga dikembangkan UPT Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan memicu perkembangan populasi sapi di Indonesia sehingga dapat meningkat terus dari tahun ke tahun.

"Kami sangat mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemda Sumatera Barat dalam menbangun Farm Peternakan sapi ini, terutama untuk meningkatkan populasi sapi potong di Sumatera Barat, sehingga Indonesia tidak tergantung lagi dari negara lain dalam memenuhi kebutuhan daging sapi," ungkapnya. "Saya berharap pembangunan Farm Peternakan yang ada di Provinsi Sumatera Barat dapat menjadi pilot project bagi provinsi-provinsi lain dalam mengembangkan populasi sapi potong," harapnya.

"Semoga dengan diresmikannya Farm Peternakan ini dapat meningkatkan populasi sapi yang ada di Sumatera Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," ucap Dirjen PKH diakhir sambutannya.(p/mk)