nusakini.com-Jakarta- Dalam merespon suasana krisis sebagaimana yang sedang berlangsung karena pandemi Covid-19 ini, diperlukan pemimpin yang tidak lagi bekerja dengan cara yang biasa, monoton, dan konservatif. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa terdapat dua hal yang dibutuhkan oleh pemimpin saat ini, terutama mereka yang bergerak di bidang pemerintahan. 

“Dua hal tersebut adalah diperlukannya kepemimpinan yang inovatif dan kepemimpinan yang melayani,” jelas Menteri Tjahjo dalam acara Upacara Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan XLIV di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta, Kamis (09/07). 

Kepemimpinan yang inovatif merupakan model kepemimpinan yang berpikir untuk melakukan terobosan dan berupaya menghadirkan masa depan dimasa sekarang. Sedangkan, kepemimpinan melayani berasal dari sikap diri sendiri dimana dapat menjadi yang terdepan dalam memberikan pelayanan. 

Lebih lanjut, Tjahjo juga menyebutkan bahwa setidaknya ada sepuluh karakter yang dibutuhkan dalam kepemimpinan melayani. Pertama, lebih banyak mendengar. Dengan mendengar, berarti pemimpin berusaha untuk mengenali serta memahami apa yang diinginkan oleh tim kerjanya, bahkan masyarakat. 

Kedua, memahami orang lain dan berempati, dan ketiga adalah kemampuan untuk memprediksi segala kemungkinan yang timbul dengan cepat. Kemampuan memprediksi ini adalah dimana pemimpin tersebut belajar dari masa lalu, memahami realita saat ini, serta kemungkinan konsekuensi dari sebuah keputusan di masa depan. 

Poin penting selanjutnya adalah pengendalian diri serta kemampuan persuasif. Dapat mengendalikan diri dapat memperkuat pemimpin yang melayani dan mampu persuasif adalah kemampuan untuk meyakinkan orang lain, bukan dengan kewenangan atau kedudukan yang dimilikinya. 

Mempunyai kemampuan dalam konsep dan mampu mengkomunikasikan konsep tersebut menjadi poin keenam, dimana ini menjadi poin penting untuk memiliki impian besar dalam menghasilkan sesuatu. Kemudian, kemampuan untuk mengatasi keadaan dengan cepat, sehingga dapat menggerakkan orang banyak. Poin selanjutnya adalah kemampuan untuk memegang amanah yang ditunjukkan dengan komitmen dalam melayani orang lain, serta selalu terbuka dan jujur. 

Dua poin terakhir adalah kepedulian terhadap keselamatan masyarakat luas dan kemampuan untuk membentuk lingkungan kerja yang kondusif. Kemampuan ini akan menciptakan rasa saling percaya yang berujung pada kerja sama yang cerdas dalam tim kerja. 

“Sepuluh karakter ini kami saring dari arahan dari Presiden Joko Widodo. Sehingga pemimpin di pemerintahan cepat mengambil keputusan, cepat mengatasi birokrasi yang ada, mempercepat proses perizinan dan pertumbuhan investasi di pusat daerah, serta kecepatan untuk melayani masyarakat,” papar Menteri Tjahjo. 

Dengan memiliki karakter kepemimpinan yang inovatif serta melayani, diharapkan 39 alumni PKN Tingkat I Angkatan XLIV yang berasal dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah ini dapat mengakselerasi terwujudnya birokrasi pemerintahan yang bersih, akuntabel, efektif, efisien, dan dapat memberikan pelayanan publik yang prima serta berkualitas. Sehingga, di masa pandemi Covid-19 yang mempercepat proses penerapan otomatisasi, artificial intelligence (AI), dan big data dalam berbagai sektor kehidupan ini, alumni PKN Tingkat I Angkatan XLIV dapat menjadi pemimpin yang cepat beradaptasi untuk dapat menjaga produktivitas kinerja dari unit kerja hingga instansi yang dipimpinnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala LAN Adi Suryanto juga menjelaskan bahwa tujuan dari diadakannya PKN Tingkat I ini adalah untuk mengembangkan dan menyiapkan kompetensi kooperatif pada Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya yang dapat memobilisasi seluruh potensi pemerintah dan masyarakat. “Hal ini diperuntukkan dalam meningkatkan daya saing bangsa dan percepatan pembangunan nasional secara berkeadilan,” ujarnya. 

Adi juga menjelaskan bahwa Angkatan XLIV ini telah menghasilkan sebuah naskah kebijakan (policy paper) dengan tema Reformasi Birokrasi dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa. Ada pun naskah kebijakan yang telah disampaikan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ini berjudul Transformasi Bagi Publik dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa. (p/ab)