DTKJ Nilai Pentingnya Kolaborasi dalam Penataan Stasiun Manggarai

By Al


nusakini.com - Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Rencana Penataan Operasional Stasiun Manggarai

FGD ini mengundang sejumlah nara sumber seperti Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, Zulkifri; Direktur Operasi dan Pemasaran PT Kereta Commuter Indonesia, Wawan Ariyanto; Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Kota Dinas CKTRP DKI Jakarta, Merry Morfosa; Kepala Bidang Perkeretaapian Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Renny Dwi Astuti dan Perwakilan Disabilitas DKI Jakarta, Ajad Sudrajad.

Wakil Ketua DTKJ Berman Limbong mengatakan, pihaknya mendukung renovasi pembangunan Stasiun Manggarai untuk peningkatan kapasitas dan tujuan awal sebagai stasiun sentral.

Maka dari itu, pihaknya pun mengimbau agar komunikasi publik harus terus dilakukan dengan baik, sehingga kejadian SO5 tidak terulang lagi karena minimnya sosialisasi.

“DKI harus jadi pihak yang diajak berkolaborasi. Sehingga ketika semua selesai, integrasi antarmoda dan masalah sosial di sekitar stasiun bisa teratasi secara baik,” ungkap Berman.

Berman menjelaskan, DTKJ memandang perlu untuk membuat forum diskusi ini setelah mendengar dan mendapatkan informasi dari seluruh masyarakat pengguna transportasi.

Tujuannya, agar DTKJ dapat memberi masukan dan rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan terkait penataan operasional Stasiun Manggarai.  

“Kami berharap kesimpang siuran informasi yang ada di masyarakat bisa terjawab," katanya.

Menurut Berman, kegiatan yang dilakukan perkeratapian, baik skala regulasi maupun skala operasional dapat mengangkut penumpang sebanyak-banyaknya.

“Dan dari informasi yang kami peroleh bahwa rencana ini akan meningkatkan daya angkut dua kali lipat dari daya angkut saat ini,” terangnya.

Ia berharap, upaya yang dilakukan seluruh stakeholder di transportasi, baik berbasis rel maupun darat dapat merubah perilaku masyarakat dari pengguna kendaraan pribadi ke pengguna angkutan umum.

“Tentunya yang dilakukan ini tidak terlepas dari moto Pak Gubernur, Maju Kotanya Bahagia Warganya. Ini artinya, transportasi kita merupakan cermin dari Kota Jakarta,” tandasnya.