Dorong Produktivitas dengan Pupuk Mikroba

By Admin

nusakini.com - Jakarta - Luas lahan suboptimal (LSO)  atau ada kendala pengelolaan di Indonesia 33,4 juta hektar (ha), terdiri dari 25,8 juta ha lahan kering dan 7,6 juta ha lahan rawa. Dari 8,2 juta hektar lahan sawah, ada 3,15 juta termasuk lahan subobtimal.

Lahan  itu meliputi 1,05 juta ha lahan sawah rawa dan 2,1 juta ha lahan sawah tadah hujan. Produktivitas padi sawah di lahan rawa 2-3 ton gabah kering giling (GKG) per hektar dan di lahan sawah tadah hujan 3-4 ton GKG per ha.

Sementara produktivitas padi di lahan sawah intensif di Pulau Jawa mencapai 12 ton GKG per ha. “Pupuk Mikroba berpeluang meningkatkan produktivitas komoditas pertanian di lahan optimal maupun suboptimal,” ujar Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, di Jakarta, jumat (11/3/2016).

Pupuk mikroba mengandung beragam mikroba pilihan yang telah terbukti mampu memberikan efisiensi tinggi terhadap penguraian unsur hara tanah di Indonesia.

Jenis–jenis mikroba yang ada antara lain Bacillus, Lactobacillus, Pseudomonas, Azotobacter, dan Azospirillum yang merupakan bakteri selulolitik, pengfiksasi nitrogen (N) dan fosfor (P). 

Fungsi utama dari pupuk mikroba adalah mempercepat proses penguraian unsur hara N, P dan K di dalam tanah menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Dengan demikian, jumlah pupuk kimia dapat dikurangi dalam jumlah besar dan pada akhirnya meningkatkan jumlah dan mutu panen dengan biaya yang lebih hemat.(eg)