Dolar AS Melemah Pada Akhir Perdagangan Rabu (3/11)

By Abdi Satria


nusakini.com-New York-Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir perdagangan Rabu (3/11), setelah Federal Reserve AS mengatakan akan mulai melepaskan stimulus era pandemi. Tapi Fed berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti sementara dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.

The Fed mengumumkan pemotongan bulanan 15 miliar dolar AS dari 120 miliar dolar AS pembelian bulanan obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek. Tetapi Fed tidak banyak memberi sinyal kapan mungkin bank sentral memulai fase berikutnya dari "normalisasi" kebijakan dengan menaikkan suku bunga.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya melemah setelah pernyataan Fed, mencapai terendah sesi sebelum membalikkan beberapa kerugian, dan terakhir turun 0,045 persen pada 94,068, masih dalam jangkauan tertinggi 2021 di 94,563 yang dicapai bulan lalu. Aksi jual awal dalam dolar setelah pengumuman Fed kemungkinan karena aksi ambil untung, kata Scott Petruska, kepala strategi mata uang di Silicon Valley Bank.

Selama sisa kuartal, dolar akan didukung oleh imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang relatif lebih tinggi, The Fed menunjukkan keinginan untuk menghentikan inflasi dan mengakui sampai batas tertentu bahwa inflasi mungkin tidak sementara seperti yang mereka duga, dan sebagai tempat berlindung yang aman, katanya.

Pengumuman Fed mengikuti pertemuan Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa (2/11) dan Bank Sentral Eropa (ECB) Rabu (3/11) lalu, keduanya mendorong kembali terhadap perkiraan pasar untuk kebijakan yang lebih ketat. Bank sentral Inggris (BoE) bertemu pada Kamis waktu setempat.

Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kenaikan suku bunga pada 2022 sangat tidak mungkin karena inflasi terlalu rendah, mengirim imbal hasil obligasi pemerintah lebih rendah. Tapi euro hampir tidak bergerak. Terhadap euro, greenback hampir datar di 1,15825 dolar AS. Itu tidak jauh dari level terendah 1,1522 dolar AS untuk euro yang dicapai pada Oktober, yang merupakan level terkuat untuk dolar sejak Juli 2020.(rep/ab)