Dalam Hal Peneliti Muda, Indonesia Pantas Berbangga

By Admin

Foto/dok. LIPI    

nusakini.com - Rasa bangga patut disematkan bagi para pelajar Indonesia atas capaian mereka dalam kompetisi ilmiah internasional pada tahun ini. Melalui karya-karya para pelajar ini, nama Indonesia pun mampu berjaya di kancah dunia.

 Tilik saja dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2017 yang digelar di Nagoya, Jepang pada 25-31 Juli 2017, para pelajar Indonesia berhasil meraih dua medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu. Selain itu, masih ada pula pelajar yang memperoleh berbagai Special Awards (penghargaan khusus).

 Selain dari IEYI, para pelajar Indonesia juga berhasil mengharumkan nama bangsa dalam kancah ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 yang digelar di PathumThani, Thailand pada 23-27 Juli 2017. Pelajar negeri ini mampu menjadi Juara Pertama kategori Applied Science dalam ajang tersebut.

 Kesemua pelajar yang berhasil meraih berbagai penghargaan di ajang internasional ini merupakan binaan kompetisi ilmiah yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). “Kami tentu sangat bangga dengan prestasi para pelajar ini. Capaian mereka akan menjadi stimulus bagi generasi muda lainnya agar berinovasi menciptakan karya yang memberi kebermanfaatan bagi masyarakat luas,” tutur Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI pada Senin (31/7) setelah pulang sebagai delegasi LIPI dari ajang IEYI Tahun 2017.

 Menurutnya, para pelajar yang dikirim berkompetisi telah menunjukkan kemampuan terbaiknya. Mereka adalah bibit-bibit muda peneliti Indonesia yang cerdas dan inovatif yang kelak membawa kemajuan bangsa ini.

 Medali dan Special Awards

 Pada tahun ini, LIPI telah mengirimkan 12 pelajar pemenang National Young Invertor Awards (NYIA) Tahun 2016 untuk berkompetisi di ajang IEYI 2017 di Jepang. Dari ajang ini, para pelajar Indonesia mampu meraih penghargaan medali dan juga Special Awards. Untuk medali emas, Indonesia meraihnya pertama dari karya berjudul The Safety Motorcycle Handlebar untuk kategori Safety and Health. Invensi tersebut merupakan karya Hans Bastian Wangsa dan Siti Farah Dina dari SMAN 6 Yogyakarta berupa system reminder pada sepeda motor yang merekayasa stang sepeda motor.

 Karya kedua yang mendapatkan medali emas dan Macao Special Award yaitu Smart Trash Can untuk kategori Green Technology. Inovasi ini merupakan karya Gede Herry Harum Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswatidari SMA Bali Mandara. Inovasi tong sampah ini dapat menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di TPA akibat sampah yang bercampur sehingga mempersulit proses pengolahan sampah.

Sementara untuk medali lainnya, medali perak dan Special Award dari official Technopol Moscow Rusia diraih melalui karya Snake and Ladder for Blind Children untuk kategori Education and Recreation. Inovasi ini merupakan karya Hanun Dzatirrajwa dan Izza Aulia Putri Purwantodari SD IT Bina Amal Semarang sebagai sarana bermain yang memadai bagi anak-anak penderita tuna netra.

 Medali perak lainnya diraih melalui karya Floating Hydro untuk kategori Green Technology. Invensi ini adalah karya Arfan Khairul W dari Sekolah Sampoerna Academy untuk menghasilkan energy listrik mandiri dan portable yang dapat dimanfaatkan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN.

 Selain itu, medali perunggu dan Special Award dari official International Teenager Competition and Communication Center China berhasil diraih melalui karya BOTANI (The Bot Farmer) untuk kategori Food and Agriculture. Invensi ini merupakan karya Muftie Insani dan Firman Dwiansyah dari SMKN 1 Cimahi. Inovasi ini dapat membantu mengkondisikan kelembaban dan temperature ruangan yang dapat mempermudah manusia dalam memelihara tanaman yang memerlukan kelembaban dan temperature tertentu.

 Lainnya, ada Special Award dari official Taiwan diraih melalui karya Smartsmofi (Smart Smoke Filter) karya Muhammad Huasin Masyhudul Haq dan Dhini Aviliadari MAN Cilacap. Inovasi mereka berfungsi sebagai alat penyaring polusi untuk menyegarkan udara di dalam ruangan.

 IEYI sendiri merupakan ajang kompetisi invensi bagi pelajar di tingkat internasional yang bertujuan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap prestasi remaja di bidang inovasi teknologi tepat guna. Sebanyak 15 negara turut bergabung dalam kompetisi yaitu China, Taiwan, Hongkong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Philipina, Rusia, Singapura, Thailand dan Vietnam.

 ASPC Thailand

Tidak hanya di ajang IEYI, tim pelajar Indonesia juga berhasil meraih sejumlah penghargaan di ASPC 2017 Thailand. Indonesia diwakili oleh enam tim yang tediri dari tiga tim binaan LIPI dan tiga tim lainnya dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).

Dalam ajang tersebut, Juara Pertama diraih melalui karya yang berjudul “Pemanfaatan Plastik sebagai Penghasil Arus Listrik dalam Microbial Fuel Cell” dalam kategori Applied Science. Karya tersebut merupakan temuan Angelica Grace Intan dari SMA Santa Laurensia, Tangerang, yang juga merupakan Juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI Tahun 2016 kategori Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH).

 Dalam ajang yang melibatkan 35 proyek penelitian dari tujuh Negara ASEAN (Indonesia, Laos, Vietnam, Malaysia, Philippines, Singapura, dan Thailand) tersebut, tim Indonesia juga berhasil meraih Juara Ketiga untuk kategori Biological Science serta Consolation Prize kategori Physical Science oleh pelajar bimbingan ISPO. (p/ma)