Cerita Muali Yahya yang Tak Kenal Lelah Lestarikan Silat Beksi

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Perjuangan Muali Yahya dalam melestarikan aliran beladiri khas Betawi, Silat Beksi tidak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa kenal lelah, dirinya terus berjuang agar Silat Beksi yang sudah ada sejak 1854 bisa terus lestari dan diminati generasi muda di Ibukota. 

Pada awalnya, Muali tidak begitu tertarik untuk belajar silat meski keluarganya, terutama sang kakek terus memintanya untuk mempelajari seni beladiri khas nusantara, pencak silat.

Muali, akhirnya mengawali belajar silat di daerah Manggarai, tepatnya di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, dengan aliran Silat Pagaruyung selama dua tahun. 

Pada saat mengecap pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di tahun 1987 Muali aktif ke Tanah Abang untuk mempelajari Silat Beksi dibawah bimbingan seorang guru bernama Budi. 

Dua tahun berselang, Muali kembali mempelajari Silat Beksi. Namun, kali ini langsung di perguruan yang didirikan oleh Haji Hazbullah atau akrab disapa Kong Hasbullah. 

Berkat ketekunan dan keuletannya dalam upaya-upaya melestarikan Silat Beksi, pada tahun 2005 Muali dikukuhkan menjadi Ketua Umum Beksi Tradisional Haji Hasbullah dan mengakhiri jabatannya di 2014. 

Muali Yahya menuturkan, Silat Beksi mempunyai 12 jurus asli dan enam jurus pengembangan, serta sembilan formasi. 

"12 jurus asli dalam Silat Beksi yakni, Beksi Dasar, Gedik, Tancep, Cauk, Lokbe, Beksi I, Tingkes, Browneng, Bandut, Petir, Kebut, dan Jurus Silem," ujarnya, beberapa waktu lalu. 

Ia menjelaskan, untuk delapan jurus pengembangan teridir dari, Jurus Bolang-baling, Janda Berhias, Segitiga, Tunjang, Jalur Renda, dan Jurus Panca Lima. 

"Ada sembilan formasi dalam Silat Beksi yaitu, Formasi Pukul, Ketok, Cauk, Giring Pukul, Giring Sikut, Giring Sikut Tancep, Jalan Tengah, Buang Pukul Samping, dan Formasi Gabungan," terangnya. 

Ia menambahkan, ciri khas Beksi terletak pukulan kepalan terbalik dengan sisi lengan dalam menghadap ke atas. Pukulan itu harus dilakukan dengan mengerahkan tenaga. Ketika menyerang, tulang buhul jari menjadi ujung pukulan. 

"Pukulan kepalan terbalik ini dibarengi dengan goleng atau gerak bahu untuk meningkatkan kekuatan pukulan dan menambah jangkauan tangan. Ciri khas lain dari Beksi adalah pukulan sikut dan pertarungan yang dilakukan dalam jarak rapat," ungkapnya. 

Muali berharap, Silat Beksi bisa terus terjaga kelestariannya dan tidak ditinggalkan oleh generasi muda. Untuk, dirinya juga akan terus mengabdikan diri untuk mengajarkan Silat Beksi, termasuk melalui sanggar yang didirikannya. 

"Banyak Komando Latihan atau Kolat Beksi Tradisional Haji Hasbullah. Selain di Jakarta, Kolat juga ada hingga ke wilayah Depok dan Bogor," tandasnya.(p/ab)