ALHAMDULILLAH. Itu yang pertama saya ucapkan setelah mantan juara dunia kelas berat sejati, Mike Tyson bertarung melawan Roy Jones Jr, mantan juara dunia kelas berat WBA dan _light heavyweight_ WBC, WBA, IBF, IBO, berakhir draw. Bagi saya, dan mungkin juga kita penggemar tinju dunia, keselamatan kedua petinju jauh lebih penting ketimbang yang lain-lain.

Laga spesial ini dipentaskan di Staples Center, Los Angeles, Sabtu waktu Amerika atau Minggu (29/11/2020) siang  WIB, untuk delapan ronde. 

Pertarungan itu sesungguhnya memang sangat dirindukan, bukan hanya oleh pendukung si-Leher Beton dan sang Superman , tapi juga penggila tinju dunia.

Kita haus melihat gaya Tyson dengan peek-a-boo nya dan kombinasi swarmers/in-fighter  menekan lawan dengan agresif melalui hook dan uppercut sangat kuat. Pertarungan jarak dekat yang mematikan.

Sebanyak 44 petinju dari 50 partai yang dimenangkan Tyson, adalah korban keganasannya. Sederet bintang, adalah bagian dari korbannya. Dengan gaya itu, Tyson juga 5 dari 6 kekalahannya diderita ko.

Kita juga rindu dengan gaya Sang Superman yang klasik. Jones dengan modal kelincahan footwork nya, sering menari-nari mengitari lawan sambil melepaskan jab-jab. Melihat Jones berdabsa di atas ring, kita seperti meligat Muhammad Ali atau Sugar Ray Leonard. Indah dan menggemaskan.

Keduanya adalan mega bintang yang luar biasa di zamannnya.  

Tapi, sekali ini, usia mereka tidak muda lagi. Tyson, 54, dan Jones, 51. Betul saat persiapan, keduanya memperlihatkan kebugaran dan kesiapan. Tapi, tampil dipersiapan akan berbeda jauh dengan tampil dalam pertandingan.

Tekanan yang terdiri atas emosi dan egoisme dalam diri singa tua itu, sulit disingkronkan dengan fakta fisik. Dalam latihan tidak ada tekanan yang memaksa untuk mengalahkan lawan dan mengalahkan waktu. Tak heran, banyak petarung yang justru kalah karena tak mampu mengendalikan hal itu, apa lagi jika sang petarung sudah setua itu.

Jadi, ya alhamdulillah keduanya turun dari ring dengan selamat. Laga delapan ronde itu menurut catatan saya, 70 persen diwarnai pelukan. Menurut compo-box, Tyson mendaratkan pukulan 67 sementara Jones hanya 37. Salah satu liputan New.com menuliskan: Skandal Besar, Tyson-lah pemenangnya. Juri dan wasit telah merampoknya. Tiga juri masing-masing Christy Martin 79-73 untuk Tyson, Vinny Pazienza 80-76 untukJones, dan Chad Dawson 76-76, draw. Hasil ini melegakan banyak pihak. Maklum, banyak pihak termasuk saya sangat khawatir.

Tyson sendiri mengatakan: "Saya baik-baik saja. Sayalah pemenang pertarungan. Tapi hasil draw oke sajalah, tugas saya menghibur telah tercapai," katanya sambil tersengal-sengal.

Sementara Jones menambahkan kebalikannya: "Saya tak pernah berpikir akan berakhir draw. Sayalah pemenangnya," katanya dengan santai.

Jika ada langkah lanjutan, maka pernyataan keduanya adalah awal dari rematch. Dalam laga itu, Tyson dibayar Rp 141 miliar sedangkan Jones Rp 42 miliar.

Penulis Adalah Wartawan Tinju Senior