Cabai Melimpah, Magetan Siap Kirim ke Luar Daerah

By Admin

Foto: Dokumentasi Kementan 

nusakini.com - Kabupaten Magetan merupakan salah satu sentra pengembangan cabai dan jeruk. Dimana sejak 2016, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Dtjen) Hortikultura telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan cabai seluas 215 hektar dan 50 hektar untuk jeruk.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/2/2017). “Dengan alokasi biaya untuk komoditas itu, kami harapkan Magetan bisa menjadi pemasok cabai dan jeruk nasional,” terangnya disela - sela kunjungannya ke Magetan tadi siang. 

Kesempatan itu pula digunakan oleh Spudnik Sujono serta rombongan untuk ikut melakukan panen cabai merah keriting di Desa Nglopang, Kecamatan Parang yang ditanam di areal milik Perhutani oleh masyarakat tanpa dipungut sewa pemakaian lahan, alias gratis. 

Sementara Bupati Magetan H. Sumantri menyampaikan terimakasihnya kepada Dirjen Hortikultura atas kunjungannya untuk melihat langsung kondisi wilayahnya yang memang menjadi salah satu sentra produksi cabai selain jeruk. Dengan kujungan itu, Sumantri mengaku akan memacu dan juga menambah semangat para petani. “Khususnya petani hortikultura dalam meningkatkan produksinya,” terangnya. 

Terkait dengan produksi cabai keriting dan rawit merah yang melimpah, Kabupaten Magetan siap menjadi pemasok cabai nasional untuk dikirim ke luar Magetan. “Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementan kepada petani berupa saprodi maupun alsintan sehingga petani kami bisa meningkatkan taraf hidup dan pendapatannya,” terang Sumantri. 

Sedangkan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Magetan Edi Suseno, menjelaskan bahwa luas tambah tanam di wilayahnya sampai Bulan Februari untuk cabe besar sekitar 130 hektar. “Itu tersebar di beberapa desa yakni di Desa Parang sekitar 27 hektar, di Plaosan 51 hektar, 47 hektar di Sidorejo, dan 5 hektar di Kawedanan dan Bendo. Sedangkan luas tanam cabai rawit merah sampai Februari adalah 113 hektar yang terdiri dari 63 hektar di Desa Parang, 24 hektar di Plaosan, 18 hektar di Sidorejo, dan 8 hektar tersebar di beberapa desa,” paparnya merinci. 

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ketapang Bibit Mustafa yang bernaung di Desa Nglopang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan mengutarakan bahwa luas potensi lahan di wilayahnya sebesar 152 hektar. “Yang tertanam dan panen saat ini sekitar 69 hektar, yang terdiri dari rawit merah 4 hektar dan keriting 65 hektar,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa cabai keriting yang dibinanya masuk panen ke empat biasanya bisa panen sampai 14 kali. “Kami bekerja sama dengan Perhutani untuk pemanfaatan lahan pertanian di sini pak,” terang Bibit Mustafa. 

Untuk menggenjot terus produktivitas dan produksi cabai di daerahnya, menurutnya ada sejumlah persoalan yang dihadapi oleh kelompok tani seperti terbatasnya sarana dan prasarana. “Guna mengatasi itu, kami memohon kepada pemerintah untuk memberikan bantuan seperti handtraktor, kultivator, tandon air, pompa air dan handsprayer,” pintanya di sela – sela dialog dengan Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sujono. 

Pada kesempatan itu pula, Spudnik Sujono meminta agar petani cabai di Kecamatan Parang menjadi mintra pemerintah. “Tingkatkan luas tanam dan produksi cabainya, yang hasilnya akan dibeli oleh Perum Bulog dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Intinya, kelompok tani siap bermitra dengan pemerintah dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga cabai, namun perlu bantuan alsintan untuk meningkatkan produksinya,” pungkas Spudnik Sujono. (p/mk)