Buka PKN Tingkat II Angkatan XVII, Mentan Ingatkan Kunci Seorang Pemimpin

By Admin


nusakini.com - Bogor - Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia para pimpinan kementerian dan lembaga negara terus dilakukan Indonesia. Kemampuan mereka kini ditingkatkan melalui program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XVII, Kamis (12/8). Tujuannya, untuk memimpin perubahan dengan beragam inovasi untuk meningkatkan produktivitas secara menyeluruh.

PKN II Angkatan XVII digelar di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Pembukaan program PKN Tingkat II Angkatan XVII sudah dilaksanakan Rabu (11/8). Opening ceremony-nya dilaksanakan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Hadir juga Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Adi Suryanto.

"Pemimpin memiliki tanggung jawab besar. Jabatan semuanya berasal dari Tuhan. Harus bertanggung jawab terhadap semuanya. Pimpinan juga seorang dirijen, harus bisa mengarahkan dan mengambil keputusan khususnya menyangkut kebijakan," ungkap Mentan Syahrul Yasin Limpo, Rabu (11/8).

Dimulai Kamis (12/8), PKN Tingkat II Angkatan XVII akan digelar selama 17 pekan. Untuk aktivitas on campus digelar selama 5 hari. Adapun peserta program ini berjumlah 67 peserta. Mereka berasal dari berbagai kementerian dan lembaga negara. Sebut saja, Kementerian Pertanian sebanyak 36 orang, lalu 2 nama perwakilan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Ada juga masing-masing 3 orang peserta dari Kementerian Perdagangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Untuk Kepolisian Republik Indonesia mengirimkan 10 orang peserta. Bergabung juga perwakilan dari Provinsi Banten, Jawa Timur, Riau, dan Jawa Barat dengan slot 6 nama peserta. Mentan pun menambahkan, peserta PKN II Angkatan XVII harus amanah dengan jabatan yang diembannya.

"Peserta harus menyayangi jabatan yang diembannya. Harus amanah. Mereka juga harus bisa mendelegasikan setiap tugas. Apalagi, masalah sekarang ini tidak biasa. Jadi, dibutuhkan cara-cara kerja yang luar biasa. Harus berbeda," lanjut Mentan.

Digelar dengan durasi panjang, PKN Tingkat II Angkatan XVII memiliki 4 fokus materi. Sebut saja, tata kelola diri, pengambilan keputusan strategis, manajemen strategis, dan aktualisasi kepemimpinan hingga aktualisasi program. Semakin menarik, pelatihan dilakukan secara klasik dengan tatap muka sekaligus virtual dengan memanfaatkan teknologi. Untuk mencapai hasil terbaik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh peserta.

Setiap peserta wajib memenuhi aspek pemahaman dan praktek kepemimpinan dengan porsi 20%. Beban serupa juga dimiliki aspek visitasi kepemimpinan dan sikap. Porsi besar hingga 40% diberikan melalui aspek proyek perubahan. Mentan juga mengatakan, ciri pemimpin berkualitas bisa ditandai melalui beberapa ciri personal.

"Seorang pemimpin bisa ditandai dari beberapa aspek, seperti karakter, kapasitas, literasi. Untuk karakter dilihat dari ibadahnya dan etos kerja. Di situ ada nilai kejujuran dan kerja keras," kata Mentan SYL lagi.

Lebih detail, kapasitas seorang pemimpin bisa dilihat dari sikap kritis, kreatif, hingga kekuatan network-nya. Adapun ciri litetasi ditandai dengan beragam pelatihan. Fokus pelatihannya pun diarahkab kepada manajemen pengelolaan keuangan. Kekuatan literasi juga didasarkan pada budaya hingga modernisasi dan penguasaan teknologi.

"Posisi seorang pemimpin sangatlah vital. Yang jelas, melalui program PKN Tingkat II Angkatan XVII akan dihasilkan seorang pemimpin berkualitas. Dengan beragam inovasi dan kreativitas yang dimiliki akan menawarkan berbagai solusi hingga terobosan yang luar biasa," tegas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Sementara, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Adi Suryanto memaparkan, pemimpin harus menghadirkan beragam perubahan. Mereka juga harus menguasai manajemen krisis. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pola pelatihan saat ini pun diubah. Selain fokus dengan beragam materi pelatihan, peserta juga tetap menjalankan tugas dan aktivitasnya sehari-hari.

"Pola pelatihan saat ini diubah. Tujuannya agar peserta bisa menghasilkan inovasi lebih riil dalam lingkup kerjanya masing-masing. Mereka tetap belerja normal, kalau pada pelatihan aebelumnya mereka 100% fokus dengan pelatihan. Mereka juga nantinya akan bekerja secara tim. Secara keseluruhan kami berharap peserta bisa mnghasilkan banyak perubahan dan tanggap terhadap krisis," tutup Adi. (cha)