BI Nilai Optimisme Investor Pada Indonesia Cukup Kuat

By Admin

Bank Indonesia (Ilustrasi) 

nusakini.com - Bank Indonesia (BI) menilai optimisme investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Hal ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi ditandai dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,02 persen, dan proyeksi kuartal IV yang membaik.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi di kuartal III sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II, namun di akhir tahun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan kembali naik menjadi sekitar 5,10 persen. Hal ini merupakan dampak dari turunnya pemangkasan pengeluaran anggaran pemerintah.

"Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV biasanya lebih cepat, karena ada pemangkasan pengeluaran anggaran pemerintah, yang memang sumbangan dari pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Tapi di kuartal IV dengan ekspansi yang lebih tinggi insyaallah memberi sumbangan yang lebih besar di sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Perry di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Di sisi lain, ekspor juga mengalami perbaikan karena harga beberapa komoditas telah naik bahkan menjadi lebih baik. Bank sentral semula memperkirakan harga komoditas turun 4 persen, namun saat ini justru tumbuh positif 0,8 persen. Peningkatan harga komoditas ini akan mendorong ekspor dan akan menyumbang dari sektor eksternal terhadap ekonomi.

Selain itu, di sektor keuangan yaitu pembiayaan non bank juga terus mengalami peningkatan. Penerbitan obligasi korporasi, saham atau medium term note (surat utang jangka menengah) atau sertifikasi deposit, kata Perry, juga memberikan pembiayaan ke sektor koporasi disamping sektor kreditnya di kuartal IV biasanya pertumbuhannya lebih cepat.

"Memang sekarang kredit tumbuh 7 persen dari perkirakan di akhir tahun 7-9 persen itu juga bisa memberikan dukungan terhadap pertumbuhan kredit di kuartal IV," jelasnya.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dan sesuai proyeksi yakni tumbuh 4,90 -,5,30 persen, seiring dengan inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari perkiraan. Sehingga optimisme internasioal terhadap ekonomi dan stabilitas makro ekonomi Indonesia ini akan membuat aliran modal asing dan penanaman modal asing (PMA) berlanjut.

"Portfolio asing sampai saat ini hampir Rp 160 triliun di obligasi pemerintah, saham khususnya. Kami perkirakan akan ada dana repatriasi di Desember bisa mencapai Rp 100 triliun," katanya.(p/mk)