JAKARTA - Bank Indonesia pada Januari lalu memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin. Kebijakan ini dilakukan setelah bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember lalu.

Namun, hingga saat ini masyarakat dan investor belum merasakan dampak dari penurunan tingkat suku bunga tersebut. Pasalnya, pihak perbankan di Indonesia tidak segera memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan bahwa BI dapat kembali menurunkan tingkat suku bunga. Hal ini perlu dilakukan oleh BI untuk memberikan kepastian kepada para investor.

"Bulan lalu BI sudah menurunkan tingkat suku bunga. Ini sudah baik ya. Tapi kita harapkan BIdapat menurunkan kembali. Karena kita berencana dorong adalah manufaktur dan kedua adalah infrastruktur. Jadi perlu dukungan untuk investor," ujar Bambang di Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Menurut Bambang, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara tujuan favorit investasi di AsiaTenggara. Namun, saat ini para investor masih belum sepenuhnya yakin untuk berinvestasi di Indonesia karena adanya gangguan jaminan investasi.

Sebab itu, Bambang berhadap agar segenap pihak dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam menggaet investor yang selama ini telah didorong oleh pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi.

"Pertama pasar yang masih besar. 250 juta terbesar di ASEAN.Pertumbuhan ekonomi 4,79 persen untuk di G20 kita nomor 3 paling tinggi. Saya melihat potensi investasi itu masih besaran. Yang saya lihat adalah gangguan pada iklim investasi. Ini yang akan kita upayakan dalam paket kebijakan," ujarnya. *