Begini Cara Petugas Transportasi Rekayasa Kepadatan Jemaah ke Masjidil Haram

By Admin

nusakini.com- Makkah akan segera menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia. terhitung sejak Kamis (18/08), lebih dari 155 ribu jemaah haji Indonesia secara bergelombang akan memasuki kota kelahiran Nabi Muhammad Saw. 

Petugas transportasi Daker Makkah sudah menyiapkan armada bus Salawat untuk mengantarkan jemaah haji untuk beribadah di Masjidil Haram, baik saat umrah wajib maupun salat Rawatib. Semakin banyak jemaah yang hadir di Makkah, maka potensi kepadatan di halte-halte bus Salawat akan semakin tinggi. 

Rute Syisyah 1 Syib Amir misalnya, akan melayani 11.217 jemaah haji Indonesia yang tinggal di pemondokan nomor 505 510, serta 601 605. Warna stiker bus salawat pada rute ini adalah hijau. Ada 28 bus yang beroperasi pada fase puncak dengan 4 tempat pemberhentian (halte). Armada ini akan dioperasikan secara bertahap sesuai dengan jumlah jemaah yang sudah tiba di Makkah. 

"Ketika nanti semua halte sudah banyak jemaah yang menungggu, maka empat bus akan langsung didistribusikan ke masing-masing halte agar bisa segera mengurangi kepadatan di setiap halte. Halte satu didatangkan 1 bus. Halte dua, 1 bus, dan seterusnya," papar Subhan. Dengan begitu, diharapkan jemaah yang menunggu di halte terakhir tetap mendapatkan layanan fasilitas bus salawat yang dikhawatirkan sudah terisi penuh pada halte-halte sebelumnya. 

Untuk kepentingan itu, lanjut Subhan, Daker Makkah telah menyiapkan satu orang Kepala Pos untuk setiap rute. Kepala Pos ini akan berkeliling untuk memantau titik-titik kepadatan jemaah haji yang menunggu datangnya bus Salawat. 

"Bisa saja bus salawaat tidak melewati halte dua tapi langsung ke halte keempat kalau di sana ada penumpukan. Kalau bus sudah banyak kan kita bisa atur. Misalnya, bus yang beroperasi pada satu rute tertentu sudah ada sepuluh armada. Maka 4 bus langsung melayani halte 1, dua bus halte 2, dan seterusnya," jelasnya. 

Disinggung soal waktu tunggu jemaah, Subhan menjelaskan bahwa tingkat kepadatan jemaah haji pengguna bus salawat umumnya pada waktu salat. Untuk itu, menjelang datangnya waktu salat, seluruh kekuatan armada akan disiapkan. "Kalau mau salat duhur misalnya, sejak jam 10, bus lebih banyak di halte. Ketika sudah jam 12, bus akan standby di terminal yang ada di Masjidil Haram untuk mengantar jemaah pulang ke pemondokan," urainya. 

"Di luar waktu salat, setiap 3 4 menit bus salawat akan lewat, berputar terus. Tapi kalau waktu padat, menjelang dan sesudah salat, konsentrasinya ke situ (halte dan terminal)," tambahnya. 

Subhan mengimbau jemaah untuk tidak perlu khawatir terkait layanan bus Salawat karena akan beroperasi selama 24 jam. DI setiap halte, menurutnya sudah ditempatkan petugas transportasi yang sudah dibekali alat komunikasi bravo. Jemaah cukup mendatangi tempat petugas untuk menungggu bus salawat. "Jika sudah banyak dan bus belum lewat, petugas akan menghubungi di terminal agar segera diputarkan bus menuju halte," terangnya. 

Untuk memudahkan jemaah menemukan petugas, pada setiap halte dan terminal akan dipasang umbul-umbul, bendara Merah Putih, dan bendera Saudi. (p/ab)