Bedah Buku THE TYRANNY OF EXPERTS

By Admin


Catatan Swary Utami Dewi

nusakini.com - Sore ini, saya mengikuti acara online bedah buku THE TYRANNY OF EXPERTS (2013) karya William Easterly. Buku ini merupakan salah tulisan yang mengkritik pendekatan teknokratik dalam pembangunan. Prof Andrinof Chaniago memberikan ulasan pemantik tentang buku ini, dilanjutkan dengan beberapa tanggapan menarik dari Ifdhal Kasim dan Irwandi Naek.

Beberapa catatan menarik yang berhasil saya rangkum, saya awali dari paparan Andrinof. Buku Easterly ini, menurut Andrinof memberikan kritik terhadap pendekatan teknokratik pada pembangunan. Pendekatan ini bisa meminggirkan demokrasi. Namun buku ini punya bias, di mana demokrasi yang dipahami di sini merupakan demokrasi khas negara maju yang sudah established. Meski demikian, buku ini bisa digunakan untuk mrmahami salah satu perspektif pendekatan pembangunan. Lebih lanjut, Andrinof menggarisbawahi bahwa setiap pendekatan pembangunan harus dikontekskan ke kondisi dan situasi negara-negara berkembang. Juga, Andrinof mengingatkan tentang perlunya menyandingkan setiap teori pembangunan dengan fakta empiris.

Ifdhal Kasim sebagai penanggap, menilai buku karya Easterly ini mengajak kita melihat dengan kritis pendekatan teknokratis dalam pembangunan. Pendekatan pembangunan memang harus diwaspadai. Seringkali fokus pada teknokrasi menjadikan persoalan sosial yang lebih besar dilupakan, seperti isu-isu hak asasi manusia.

Penanggap lainnya, Irwandi Naek, menjelaskan bahwa Easterly dalam buku setebal 394 halaman ini, ingin menjawab mengapa kemiskinan tetap ada meski pembangunan dilakukan di satu negara. Kegagalan ini disebabkan karena dominannya pendekatan teknokratik, yang seringkali bersifat top down dan coercive. Seringkali teknokrasi hanya merespon pada gejala, bukan akar masalah. Karena itu, Easterly mengingatkan kita tentang perlunya mengubah pendekatan pembangunan menjadi bottom-up. Ada tingkat kebebasan yang harus dihidupkan dari bawah dan masyarakat harus dilibatkan serta menjadi subyek dari pembangunan ekonomi. Mitos bahwa politik itu netral dan tabula rasa dalam melakukan pembangunan perlu dipertanyakan lagi. 

Seorang peserta diskusi lainnya, Zulfan Tadjoeddin, menilai karya Easterly ini bisa dilihat sebagai salah satu cara pandang dalam melihat pembangunan. Namun tetap saja kita harus selalu menyandingkan pendekatan yang satu dengan pendekatan lainnya. Satu pendekatan tidak bisa benar total. Jadi dalam rangka pembangunan, perlu melihat dan memahami beberapa pendekatan pembangunan yang berbeda.

Ringkasnya, buku ini meski terbit sudah agak lama, pada 2013 lalu, tetap layak dibaca dan membantu kita memahami secara kritis salah satu pendekatan pembangunan.